Dili juga menyukai tempat ini untuk menyendiri, ia akan datang kala merindukan wanita itu yang terlalu menyiksa. Langkahnya terhenti melihat Biyan duduk tertunduk, warna pelanginya kelabu. Sekalipun pedih, senyum tetap diperlihatkan. "Biyan."
"Tuan Muda." Biyan baru saja hendak bangun.
*
"Duduk saja!" Dili duduk di samping Biyan.
Dili menyandarkan kepalanya pada pohon itu. "Aku ingin istirahat sejenak, kau sangat menggoda." Dili memejamkan matanya setelah tadi melihat paras Biyan.
"Iya. Apa?" Biyan takut salah dengar apa tadi yang dikatakan Dili.
Dili kembali membuka matanya lantas melihat Biyan. "Setiap kali aku melihatmu, kau selalu membuatku ingin duduk bersandar." Keduanya saling melemparkan senyuman.
"Anda pasti sangat sibuk." Biyan kembali ikut bersandar.
"Iya, benar. Aku harus mempersiapkan pertunangan, lalu pernikahan yang sangat berdekatan." Dili mengingat jika Biyan memiliki perasaan pada Rex. Dili melihatnya seakan baru mengingat itulah alasan, pelanginya kelabu.