Rex kembali terhenti dari gerakannya memandang sendu wanita itu dan seperdetik kemudian Biyan menarik tangan Rex. Meletakan gelang itu di atas telapak tanganny.
Dalam tatapan hancur Rex, ia memohon untuk tidak menyerah padanya.
*
Namun wanita itu tetap pada pendiriannya, gelang itu terlepas dari jemari Biyan.
Dengan sedikit isakan Biyan kembali bertutur. "Aku tahu aku tidak boleh meminta hal seperti ini, tapi kalau kau membiarkan aku keluar dari rumah ini. Aku akan hidup dengan baik, tidak akan melupakan kebaikanmu."
Memilih pergi dari rumah ini adalah yang terbaik yang bisa Biyan lakukan.
Rex menatap Biyan tajam juga lirih tidak menyangka wanita itu meminta keluar dari rumah ini.
Biyan tidak berani mengangkat wajah, takut menemukan rasa hancur yang saat ini ia rasa ada pada hati Rex juga. "Maaf,"
Dalam hancur, Rex bertanya. "Apa ini benar-benar yang kau inginkan?"
"Iya," tutur Biyan.
Seperti petir menghujam bumi jawaban Biyan memilukan untuk didengar.
