Dili menunggu kedatangan Biyan keduanya berjanji bertemu di taman belakang pagi ini. Setelah Rex berangkat kerja, barulah Biyan ada waktu.
Di pangkuannya Dili ada kotak hadiah besar dengan senyuman ia menunggu wanita itu.
"Tuan Muda." Setelah menyapanya Biyan duduk di samping Dili "Aku juga sering duduk di sini sambil berpikir, di sini juga sejuk terkadang aku ingin tidur." Biyan tertawa kecil.
"Siapa yang membuatmu sedih sampai harus berpikir di sini?" tanya Dili.
Biyan tersenyum. "Aku sendiri yang membuat aku bersedih, terlalu naif. Akhirnya hanya menyusahkan orang." Sesaat Biyan diam. "Ahh, benar ada perlu apa, Tuan memanggilku datang?" tanya Bian kemudian.
"Sebagai seorang pelayan maksudnya? Menyusahkan?" Dili adalah laki-laki yang pandai menjebak perasaan wanita.
"Tentu saja, Tuan. Sebagai apa lagi aku di rumah ini?" Biyan kembali tersenyum kecil.
