"Sudah berapa kali kau jual tubuhmu pada laki-laki dewasa?"
"Memalukan, kalau kau sekolah hanya untuk memperluas penjualan, kau jual saja di pinggir jalanan!"
Biyan masih diam tidak ingin semakin memperburuk keadaan.
"Dia anak pelayan rendahan?!" timpal yang lainnya.
Kedua mata Biyan terbelalak sempurna, tidak menyangka kedua telinganya akan mendengar pernyataan itu secara langsung bahkan sangat dekat sekali dengan wajahnya. Biyan merasa kepalanya mendidih.
"Kau tinggal di rumah tuan yang ibumu layanikan, jangan-jangan ibunya melayani yang lain juga." Mereka semua tertawa mencemooh Biyan.
Jika hanya dirinya yang dihina Biyan tidak masalah, tapi jika ibunya.
"Dalam waktu tiga hari ini, kau harus mengundurkan diri dari sekolah ini! Mengerti?" ancam yang lainnya.
Biyan sudah tidak bisa diam lagi, darahnya terasa memanas. Biyan bangun dari duduknya bersiap membalas semua perkataan kejam tadi.
Brak!