TAHUN 510 – SOUTH WEST ENGLAND
Hutan lebat itu terasa angker karena banyaknya pohon-pohon tinggi yang menjulang dengan daun-daun rimbun hingga langit gelap yang dipenuhi awan hitam itu bahkan hampir tak terlihat. Suara-suara bintang kecil terdengar sayup. Kunang-kunang yang beterbangan dengan warna kuning aneh tampak mistis. Suhu musim dingin terasa membeku ditambah hujan gerimis yang turun hampir sepanjang hari membuat udara yang menyelimuti hutan begitu lembab dan menusuk penciuman dengan aroma daun.
"Kita pulang saja! Aku tidak yakin bisa menemukan kelinci untuk makan malam. Tuan-mu itu memperlakukan penyampai pesan sepertiku dengan buruk sekali!" Keluh salah satu pria muda yang sedang memegang busur itu sambil merapatkan mantelnya untuk mendapatkan sedikit kehangatan.
Pria lain yang mengenakan mantel hitam kusam mengangguk pasrah,"Aku bahkan hampir beku dan hutan ini membuatku takut! Lord Markus memang sangat kikir!" Uap keluar dari mulutnya saat bicara dengan setengah berteriak pada temannya yang sudah mulai berjalan cepat didepannya sambil menyibak tanaman yang menghalangi langkah mereka.
"Kudengar kemarin mereka menemukan tubuh tanpa setetes darah pun!" ujar pria yang memegang busur itu tiba-tiba. "Kau yakin itu benar dan bukan sekedar bualan?" Matanya melirik cepat temannya yang terdiam dengan ekspresi takut.
Dengan panic pria bermantel kusam itu menggeleng,"Jangan bicarakan hal itu! Aku yakin mahkluk penghisap darah yang sedang ramai dibicarakan itu ada disini! Sebaiknya kita pergi sekarang!" Suaranya terdengar bergetar samar sementara matanya terus menatap nyalang ke sekeliling hutan gelap itu.
Tanpa bicara lagi kedua pria itu mulai berbalik untuk keluar dari hutan lebat yang menjadi pemisah antara 2 desa itu. Suara burung gagak membuat bulu kuduk mereka meremang, ditambah lagi pembicaraan tentang mahkluk mengerikan yang kabarnya sudah membunuh ribuan orang itu.
HUPPP..
"Hai, mau kemana? Tergesa sekali!"
Suara riang yang diikuti munculnya 2 pria muda yang salah satunya bermata dingin dan mengenakan kemeja tipis yang sangat tidak cocok untuk udara yang sedang membeku sontak menghentikan langkah cepat kedua pemburu muda itu.
Xiah terkekeh kecil melihat wajah pias pemburu dihadapannya, malam ini memang telah diputuskan mereka akan menikmati darah segar yang selalu dilarang Andrew. "Aku tiba-tiba merasa lapar. Kau mencium bau wangi itu, Max?" Pertanyaan aneh yang diakhiri dengan suara tawa melengking itu membuat suasana hutan yang mencekam itu terasa semakin mengerikan.
Kedua pemburu itu beringsut mundur, insting mereka menjeritkan bahaya karena meski bibir kedua pria yang tiba-tiba muncul dihadapan mereka menyunggingkan senyum namun sorot dalam mata mereka sedingin es. Lagipula tidak ada seorang manusia normal pun yang akan mengenakan pakaian setipis itu di musim dingin Inggris yang membeku!
"Siapa kalian? Biarkan kami lewat!"
Rasa dingin dan takut membuat suara pria yang memegang busur bergetar. Kakinya terasa kaku dan tidak bisa bergerak sedikit pun, seperti diperintahkan untuk diam padahal dia ingin sekali berlari secepat mungkin. Apalagi saat dilihatnya pria bermata dingin dengan kemeja hitam yang terbuka dibagian dada berotot itu sudah menyeringai aneh padanya.
"Kami ini bualan yang kau maksud, tuan!" sahut pria yang dipanggil Max tadi dengan nada datar sedangkan pria yang satunya lagi-lagi tertawa keras dan tiba-tiba saja sudah berada dihadapan si pemegang busur yang sontak terkesiap.
HUPPP...
"Hanya ini yang kalian dapat?"
Suara bass U-Know yang muncul begitu saja diantara mereka memecah keheningan yang tercipta dalam lingkaran kecil itu. Kehadirannya sosok tinggi besar dengan wajah gelap itu membuat aura hutan itu terasa semakin dilingkupi kegelapan yang mengerikan. Bahkan burung gagak yang tadi setia bertengger disalah satu dahan pohon memutuskan untuk terbang menjauh.
"Aku tidak mau, U-Know! Mereka kotor!" Protes Hero, pria berambut hitam legam yang muncul begitu saja dari balik tubuh besar U-Know. Ini memang perburuan pertama Hero dan dia tidak mau minum dari 2 pria kumal dihadapannya. "Aku tidak tahu jika yang seperti ini yang selalu kalian banggakan!" celanya langsung yang membuat Max mendengus malas.
"Ckckck...Apa peduliku mereka kotor? Yang penting aroma darah mereka manis dan terasa menggelitik indera penciumanku!" Sahut Xiah yang masih tersenyum aneh pada kedua pemburu yang mungkin sudah akan lari sejauh mungkin jika saja dia tidak merapalkan mantra.
5 tahun membawa sangat banyak perubahan pada mereka yang tadinya takut untuk berburu darah manusia menjadi sangat menikmati perburuan itu. Satu hal yang membuat mereka diam-diam melanggar aturan Andrew itu adalah fakta jika darah manusia bisa membuat mereka lebih kuat daripada darah binatang liar!
Hero berdecak kecil mendengar pendapat aneh Xiah yang memang selalu bersikap sangat liar saat Andrew tidak bersama mereka. "Manis? Bau mereka mengerikan!" Pria berwajah rupawan itu beringsut mendekati U-Know yang masih menilai apa kedua pria itu akan menjadi makan malam mereka atau tidak. "Kita cari yang lain, U-Know!" Pinta Hero tegas, tahu pasti saudaranya tidak akan menolaknya permintaannya.
"Baik, kami pergi dan kalian nikmati saja mereka! Setelah selesai, pulanglah karena Micky juga harus makan!" Usai U-Know mengatakan itu, kedua pria dengan postur tubuh yang sangat berbeda itu menghilang begitu saja seperti kelebatan angin hingga kedua pemburu itu sadar jika yang ada dihadapan mereka pastilah mahkluk malam yang menjadi berita hangat hampir diseluruh pelosok negeri.
Max Jefferson hanya memutar malas matanya seraya menyeringai kecil. "U-Know akan mati cepat jika terus memanjakan Hero seperti itu! Kita hanya perlu darah tanpa peduli mereka itu kotor atau tidak!" serunya ringan, sama tak acuhnya dengan Xiah yang menyeringai licik padanya.
"Biarkan saja. Selama Hero tidak merepotkan kita! Bagaimana jika kita biarkan mereka lari dulu sebentar? Pasti akan lebih menarik!" Usul Xiah jahil dan segera merapalkan beberapa mantra lagi agar kedua pemburu itu bisa kembali bergerak saat melihat anggukan setuju Max yang sudah tertawa pelan.
Semua berlangsung cepat, kedua pemburu itu bahkan tidak sempat berjalan lebih dari 10 langkah saat taring tajam Max menancap dileher mereka.
.
.
"Kemana saudara-saudaramu, Micky?"
Suara keras Andrew itu sedikit mengejutkan Micky yang sedang menuliskan beberapa hal dalam catatan pribadinya. Pria berambut ikal itu mengangkat kepalanya dan langsung menatap ke mata gelap sang ayah yang berdiri didepannya. Dalam hati dia memaki kenapa Xiah dan Max begitu lama, ini sudah melewati waktu yang mereka janjikan.
"Sedang berburu, ayah." sahutnya singkat.
Andrew Jefferson terlihat tidak percaya dengan jawaban putra ketiganya itu karena dia tidak melihat sosok putra keduanya yang biasanya bergelung santai didepan perapian menunggu kepulangan U-Know membawa darah buruan untuknya. "Semua? Termasuk Hero?" Kali ini suara Andrew terdengar begitu tajam dan penuh curiga ditelinga Micky yang mulai merasa takut namun sebisa mungkin mengendalikan suara jantung dan ekspresi wajahnya.
"Mereka sedang mengajari Hero cara berburu, dear. Tenanglah dan lebih baik kau bantu aku mengemas semua obat yang harus dikirimkan besok." sela Cassey yang dengan mudah bisa membaca kebohongan dalam jawaban Micky. Dia tahu pasti putra-putranya tidak sedang berburu binatang liar!
"Kenapa kau tidak ikut? Apa kau tidak lapar?" cecar Andrew yang belum merasa puas.
Micky mengulas senyum lebar pada pria paro baya yang selalu penuh aturan namun sangat adil itu,"Aku menemani mama dulu. Kami akan bergantian nanti!" sahutnya tenang karena tatapan lembut Cassey seolah mengusir semua ketakutannya.