drtttt... drtttt
Naura langsung merogoh ponsel yang ada di dalam sakunya saat merasakan getaran dari sana. Naura melihat ada sebuah chat masuk dari Ervin.
*Ka Ervin*
Ini tiket untuk penerbangan kamu nanti. Penerbangannya tiga puluh menit lagi. Nanti kalau kamu udah sampai di bandara Jakarta, kamu jangan kemana mana, kakak bakal jemput kamu disana.
Selesai membaca chat dari Ervin, Naura langsung berjalan menuju tempat check- in pesawatnya.
Selama kurang lebih 2 jam lamanya perjalan Naura menuju Jakarta akhirnya kini dia sudah berada di salah satu bandara yang ada di Jakarta. Naura melirik ke sekitar, berusaha untuk menemukan seseorang.
Hingga akhirnya Naura dikejutkan oleh seseorang yang tiba tiba saja menepuk bahunya. Naura langsung berbalik untuk memastikan siapa orang itu.
"Hey..." Ucap laki laki itu sambil menunjukkan senyuman manisnya. Naura langsung memeluk laki laki itu, saat tahu bahwa itu adalah Ervin.
"Ka Ervin.. .Naura kangen banget sama ka Ervin." Ucap Naura sambil perlahan melepaskan pelukannya.
"Kakak juga kangen sama kamu."
"Ohhh iya kamu udah makan belum? Gimana kalau kita makan dulu? Kamu pasti capek kan habis perjalanan panjang." Tawar Ervin sambil mencubit pipi Naura pelan.
"Hehehe ayo kak, Naura emang laper, tadi ngak sempat makan soalnya." Ucap Naura sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ya udah ayo. Kakak tau restoran yang enak deket sini. Oh iya, koper kamu sini kakak yang bawain aja." Ucap Ervin sambil mengambil alih koper milik Naura ke tangannya.
"Makasih kak."
"Makasih mulu kamu nih." Ucap Ervin sambil salah satu tangannya merangkul Naura, sedangkan tangannya yang lain, sedang menyeret koper milik Naura.
Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Naura dan Ervin sampai di restoran yang tadi di maksud oleh Ervin.
"Akhirnya kita sampai juga." Saat mereka sudah menemukan meja yang cocok Ervin memanggil seorang pelayan.
"Pelayan!!!"
"Selamat siang tuan dan nyonya, ada yang bisa saya bantu?" Ucap Pelayan itu saat dia sudah berada di meja Naura dan Ervin.
"Kita mau pesan, bisa minta buku menunya?" Ucap Ervin sopan lalu menerima buku menu dari pelayannya.
"Kamu mau pesan apa Ra?" Tawar Ervin sambil menunjukkan buku menunya pada Naura.
"Samain aja sama punya kakak." Ucap Naura yang dibalas anggukan oleh Ervin.
"Saya mau pesan teppanyaki dan yakiniku masing masing satu, trus untuk minumnya saya pesan orange jusnya dua."
"Baik saya ulangi ya tuan, jadi untuk teppanyaki dan yakanikunya masing masing satu dan untuk minum orange jus dua? Masih ada yang ingin ditambahkan tuan dan nyonya?"
"Itu saja." Ucap Ervin lalu di balas anggukan oleh si pelayan, setelah pamit, pelayan langsung menuju dapur restoran dan meninggalkan Ervin dan Naura.
"Emmm Naura?" Panggil Ervin hati hati saat melihat Naura yang sedang melamun.
"Naura...? Heiiii." Ucap Ervin sambil melambaikan tangannya di depan wajah Naura.
"Ehhh.. Kenapa?" Tanya Naura linglung saat sudah sadar dari lamunannya dan melihat Ervin yang melambaikan tangan di depannya.
"Lamunin apa sih? Kok kakak sampe di kacangin gini?"
"Hhehehe maaf ya kak, Naura ngak niat buat kacangin kakak kok, serius deh." Bela Naura sambil mengangkat dua jarinya membentuk huruf V.
"Hhehehhe iya iya. Jadi kamu mau cerita sama kakak?" Tanya Ervin perlahan yang membuat Naura bingung.
"Cerita apa?"
"Cerita sama kakak, kenapa Naura pergi dari rumah dan milih untuk lanjut sekolah disini."
Naura diam sejenak, dia tidak tahu harus berkata apa kepada Ervin. Dia juga bingung harus memulai ceritanya dari mana.
"Emmm Naura bingung mau cerita dari mana kak."
"Terserah Naurah mau cerita dari mana, kakak bakal dengerin kok. Kalaupun Naura ngak mau cerita ngak papa kok, kakak ngak maksa, kakak bakal nunggu sampe Naura siap buat ceritain semuanya sama kakak, oke?" Ucap Ervin sambil mengelus rambut Naura pelan.
"Naura berantem sama papa kak." Naura menarik nafas dalam dalam sebelum menceritakan semuanya kepada Ervin.
"Kakak tau kan kalo mama udah meninggal dan itu semua karena mama stress saat tahu papa dan istri barunya itu ada main di belakang mama."
"Hemm iya kakak udah tau, terus?"
"Tadi Naura ada masalah sama istri baru papa, dan papa malah ngebelain wanita itu, bahkan papa sampai nampar Naura dua kali cuman karena istri barunya itu. Naura udah ngak kuat kak." Entah untuk kesekian kalinya dalam satu hari ini air mata Naura keluar.
"Kalau Naura ngak sanggup cerita, ngak usah dipaksain Ra. Kakak ngak papa kok." Ucap Ervin sambil mengusap punggung Naura berusaha menenang kan gadis itu.
"Ngak papa kok kak. Naura pasti kuat." Ucap nya sambil menghapus air matanya, lalu melanjutkan ceritanya.
"Naura sayang sama papa, Naura juga ngak ada niatan buat ninggalin papa sendirian sama wanita jahat itu, tapi papa sendiri yang udah usir Naura, dan karena Naura udah kebawa emosi duluan Naura langsung mau dan pergi."
"Di satu sisi Naura mau nunjukin sama papa kalau Naura itu bisa mandiri, Naura bisa hidup tanpa uang dari papa, tapi di sisi lain, Naura juga takut papa kenapa napa. Naura tau, kalau sebenarnya wanita jahat itu ngak cinta sama papa, dia cuman cinta sama hartanya papa. Naura takut kalau dia bakal jahatin papa."
"Kamu ngak usah khawatir ya. Kakak pasti bakal bantu kamu, dan kita berdoa aja, supaya papa kamu bakal baik baik aja dan istri baru papa kamu, ngak ngelakuin hal hal yang aneh sama papa kamu'" Ucap Ervin yang di balas anggukan oleh Naura.
Tidak menunggu waktu beberapa lama, akhirnya pesanan Ervin dan Naura sudah datang. Naura terlihat begitu lahap saat makan. Ervin yang menyaksikan Naura makan, langsung mengukir senyuman di wajahnya. Kamu ngak usah khawatir ya Ra, kakak bakal selalu ada dan akan selalu jagain kamu. Kakak ngak bakal biarin siapapun buat jahatin kamu, kakak janji.- Batin Ervin lalu melanjutkan makannya.
"Enak ngak makannya?" Tanya Ervin saat mereka sudah menghabiskan makanan di piring mereka masing masing.
"Pasti enak dong, kan yang pesan ka Ervin, ya pasti enak lah." Mereka berdua tertawa pelan.
"Mau nambah lagi ngak?"
"Ngak ah, nanti kakak ngak punya duit buat bayar lagi. Naura ngak mau ya kalo kita di suruh nyuci piring buat bayar makanan ini."
"Ahahahhaha, kamu tenang aja Ra, kakak masih ada uang kok, bahkan kalau kamu mau pesan lima porsi lagi, kakak masih sanggup bayar hehhehe."
"Ngak ah, nanti kalo Naura jadi gendut gimana? Nanti kalau ngak ada yang suka sama Naura gimana? Naura ngak bisa nikah dong, Naura ngak bakal bisa punya suami dong."
"Naura ngak bakal gendut kok. Lagian mau gendut kek, mau kurus kek, Naura bakal tetep cantik. Dan Naura ngak usah khawatir, masih ada seseorang yang bakal selalu suka sama Naura apapun yang terjadi. Lagian kalau ngak ada yang mau nikah sama Naura, kan masih ada kakak." Ucap Ervin menggoda Naura sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Ihhh ka Ervin genit ih. Udah ahh, Naura capek. Mending sekarang kita cari tempat tinggal buat Naura aja dulu, Naura udah capek mau bobo."
"Kenapa harus cari tempat? Naura tinggal di rumah kakak aja."
"Maaf tapi Naura ngak bisa kak. Naura ngak mau ngerepotin kakak, lagian kan, ngak mungkin kalau kita tinggal berdua."
"Emmmm I see. Ok deh kalo gitu, kamu ngak akan kakak paksa buat tinggal bareng di rumah kakak. Tapi kamu tinggal di apartement kakak ya? Ngak ada penolakan sama sekali."
"Emmm ya udah deh kak." Ucap Naura yang dibalas senyuman oleh Ervin.
Setelah Ervin membayar bill makanan mereka, Ervin dan Naura langsung menuju apartement Ervin yang akan menjadi tempat Naura untuk tinggal sementara ini.