"Terimakasih banyak Mbak."
"Iya sama-sama. Saya permisi dulu ya Pak."
"Monggo Mbak."
Usai Arini ziarah ke makam ibu, ayah dan sang kakak, Arini tak langsung pulang, ia terlebih dulu ke minimarket untuk membelikan makanan dan minuman untuk para warga yang bergotong royong membersihkan pemakaman. Setelah itu Arini pun meninggalkan makam itu, berniat ingin mengunjungi para tetangganya dulu.
Saat Arini berjalan di persimpangan, langkah kaki terhenti. Ia melihat ke arah persimpangan barat, itu adalah jalan menuju villa milik Ardan dulu, entah sekarang masih terurus atau tidak. Wajah Arini menjadi sendu, ia teringat kembali kenangannya bersama Ardan di tempat ini, tempat ia berkenalan dulu dengan Ardan. Saat itu Ardan mengejarnya hanya ingin tahu namanya. Arini menarik napas panjang.
"Pasti bisa Arini!"