Seseorang tidak bisa menggunakan sihir dan teknik berpedang secara bersamaan. Penyihir hanya menggunakan senjata seperti pedang untuk pertahanan jarak dekat namun tidak dapat menguasai aliran pedang atau memanfaatkan senjatanya untuk pertarungan sihir. Kesatria hanya menggunakan sihir sebagai buff saat pertarungan, semisal kesatria yang memiliki sihir angin akan terbantu kecepatannya, namun tidak dapat melancarkan serangan berupa sihir angin.
Itu adalah aturan yang tak tertulis di dunia ini. Banyak yang melanggar aturan tersebut dan kebanyakan dari mereka menyerah karena menganggap sihir dan teknik berpedang tidak dapat bersatu.
Semua orang ketika lahir pasti memiliki element sihir yang biasanya diturunkan dari darah orang tuanya. Semua orang bisa menjadi penyihir, namun belum tentu bisa menjadi kesatria karena aturan tak tertulis itu. Untuk menjadi kesatria dibutuhkan seorang guru yang menguasai salah satu dari 5 aliran pedang yang ada di dunia.
Aliran pedang: Saber
Aliran pedang: Rapier
Aliran pedang: Greatsword
Aliran pedang: Polearm
Aliran pedang: Legacy
Sihir juga memiliki beberapa aliran yang dapat diturunkan kepada seseorang. Aliran sihir ini tidak seperti aliran berpedang yang harus diajarkan, melainkan aliran sihir ini sama seperti sihir itu sendiri diturunkan melalui keturunan orang tua.
Aliran sihir: Explosion
Aliran sihir: Healer
Aliran sihir: Illusion
Aliran sihir: Construction
Diantara 4 aliran itu terdapat beberapa turunan dari aliran tersebut tergantung dengan penyihir nya sendiri.
Lalu sekarang ini aku sedang mencoba mengembangkan aliran sihir Ilusion miliku. Pertarunganku dengan Zordan beberapa hari yang lalu membuatku ingin bereksperimen dengan sihir bayangan dan cahaya milikku. Sihir gabungan milikku, [Shadow Hand] dan [Nucles Shadow] adalah teknik yang sudah ada sejak 2000 tahun yang lalu namun karena [Nucles Shadow] dianggap terlalu lemah jadi teknik penggabungan dua sihir ini dilupakan banyak orang.
Sebenarnya sihir gabungan ini hanya akan terasa ketika [Shadow Hand] mengikat pergerakan musuh dan saat itulah [Nucles Shadow] diaktifkan. Sebenarnya masih banyak kegunaan [Nucles Shadow] sebagai sihir yang mematikan jika digunakan secara baik, bahkan aku pernah meratakan 293 pasukan iblis menggunakan [Nucles Shadow].
Yah itu masa lalu, untuk sekarang menggunakan [Nucles Shadow] untuk serangan yang bersifat penghancur bisa saja satu kerajaan hilang dalam sekejap.
"Theodore? Ayah masuk."
Aku menutup bukuku dan melihat sosok Ayah yang sepertinya baru saja pulang dari berburu monster. Gideon Hortensia, mantan kesatria kerajaan Maximilus dan sekarang menjadi master aliran pedang Saber. Hari ini Gideon sedang berburu monster bersama murid-muridnya dan dari zirahnya yang bersimbah darah saja aku tahu bahwa dia bersenang-senang saat berburu monster.
Dasar psikopat.
"Ada apa Ayah? Apakah berburunya asik?," tanyaku basa-basi.
"Ayah baru kepikiran untuk mengajarimu teknik pedang Saber. Aku tahu kamu memiliki kemampuan untuk menggunakan sihir bayangan dan cahaya, tapi Ayah melihat jiwa kesatria dalam dirimu," ucap Ayah.
Aku tidak bisa menentangnya karena aku sendiri memang bisa menggunakan teknik aliran pedang. Namun teknik aliran pedangku berbeda bahkan diluar dari 5 kategori aliran pedang.
Aliran pedang roh: Oberon
Aliran pedang yang hanya dimiliki oleh raja roh Oberon. Kenapa aku bisa menguasai aliran pedang roh Oberon? Karena aku ditunjuk oleh Odin sebagai raja roh selanjutnya di Alfheim.
Aku ditunjuk karena para roh yakin jika aku adalah jelmaan Oberon yang telah meninggal saat Ragnarok terjadi. Pokonya, setelah ditunjuk oleh Odin menjadi raja roh aku pun melatih aliran pedangku bersama Dewa Perang Ares. Ketika aku tidur, aku akan berteleportasi ke dunia para roh yaitu Alfheim dan berlatih disana bersama Ares. Sekarang aku kadang-kadang pergi ke Alfheim sambil menunggu jelmaan ratu para roh, Titania.
Tapi jika aku diajarkan aliran pedang Saber, maka aku bisa menyeimbangi semua gerakan dan teknik nya karena aliran pedang Oberon sendiri bisa menyesuaikan dengan senjata yang aku gunakan. Intinya aliran pedang Oberon membuatku bisa menggunakan aliran pedang apapun.
"Hmm... Ayah serius mau berduel denganku sekarang? Apakah aku boleh menggunakan sihir?," tanyaku kepada Ayah.
"Tidak! Dilarang menggunakan sihir! Gunakan pedang yang aku berikan kepadamu."
Pedang panjang biasa. Benar-benar Gideon ingin aku menguasai aliran pedang Saber. Tidak masalah juga karena aku bisa menggunakan sihir dan aliran pedang secara bersamaan. Aku adalah satu-satunya orang yang dapat melanggar aturan tak tertulis di dunia ini, karena aku menemukan celah antara sihir dan aliran pedang.
Aku memasang kuda-kuda yang pernah aku lihat. Ini adalah kuda-kuda khas milik Andrius dahulu, namun bedanya aku tidak menggunakan tameng kecil.
Badan condong kedepan, tangan kanan melengkung setinggi dada, dan tangan kiri melebar ke belakang sambil memegang pedang. Ayah menggunakan kuda-kuda khas seorang master aliran pedang Saber yaitu badannya tegak lurus dengan kedua tangan yang memegang pedang.
Ayah ingin menggunakan teknik [Hammer Sword] yang memusatkan berat dan tekanan kepada pedang sehingga musuh akan terluka parah jika terkena serangan itu.
Namun....
"Majulah, Theo! Serang Ayah kapan saja!".
Teknik dan kuda-kuda itu terlalu banyak celahnya!
Kuda-kuda yang diciptakan Andrius ini merupakan cara dia menanggulangi berat tameng yang ia genggam. Tapi, karena sekarang aku tidak menggunakan tameng jadi kecepatan ku bisa dua kali lipat dari kecepatan normalku tanpa menggunakan sihir apapun sebagai buff!!
Dengan menggunakan kedua kakiku, aku berlari dengan kencang dan menyiapkan beberapa langkah untuk menyerang Ayah. Memang kuda-kudanya itu memiliki banyak celah namun jika aku salah langkah maka hantaman keras akan mengenai kepalaku.
Ayah sendiri sepertinya sudah tau jika aku bisa ceroboh, akan hal ini makanya dia tersenyum lebar.
Sekarang aku hampir memasuki area serangan Ayah. Namun aku berbelok dengan cepat dan mengincar samping kanannya. Ayah sedikit kaget dengan gerakanku dan dengan cepat pula ia mengubah posisinya menjadi bertahan.
Jackpot!
Aku meloncat dan melempar pedangku kearah Ayah. Ia menangkisnya dengan pedang dan aku mendarat, kemudian dengan cepat aku mengambil pedangku dan segera menggunakan teknik [Stab] yang mengenai zirah Ayah.
Ayah terdiam melihat gerakan dan kecepatan ku barusan. Sudah kubilang tadi, kuda-kuda Andrius mendukung kecepatan.
"Mau tanding ulang?," tanyaku kepada Ayah.
"Hahaha... dasar jenius. Tapi dari mana engkau belajar teknik barusan, Theo?," tanya Ayah.
"Heh?!".
Aku baru ingat gerakan tadi terlalu mencolok. Sial, aku terbawa suasana sehingga terlalu serius.
"I-itu aku belajar dari buku d-dan kadang-kadang berlatih saat malam hari," ucapku.
Ayah memasang tampang curiga dan tiba-tiba dia mengangkat ku. Dia memeriksa semua engsel kaki dan tangan, lalu mengangguk-angguk.
"Engkau tidak berbohong. Engsel tangan dan kakimu itu buktinya. Hampir kupikir anakku dicuri dan sekarang orang lain yang sedang menyamar jadi anakku! Hahaha!".
Aku ikut tertawa dengan perasaan lega. Tapi memang benar aku melatih otot-otot tubuhku agar tidak kaku. Aku memang memiliki kemampuan berpedang namun jika tubuh tidak seimbang maka sama saja bohong.
Aku mengambil pedang yang tadi kugunakan dan melihat sisinya yang sedikit berkarat. Apakah aku harus menggunakan pedang ini sebagai wadah untuk Ratatoskr?
"Ah benar, Ayah lupa! Theo, mulai besok kamu akan menjadi guru untuk pangeran Zordan."
...
"Heh?".