Axton baru kembali ke apartemennya, setelah dirinya menemui Alex di salah satu tempat makan yang elite. Lagi-lagi ia harus melakukan penyamaran karena kini identitasnya sudah diketahui oleh pihak yang memburunya, tentu saja para aparat keamanan. Baik di Indonesia maupun di rumahnya sendiri yakni Amerika, Axton tetap saja tak memiliki kebebasan. Ia harus menggunakan nama orang lain dan menutupi wajahnya dengan berbagai macam cara, dan itu sangat menyebalkan.
Mau bagaimana lagi, hal-hal seperti ini sudah Axton ketahui sejak lama. Jika dirinya pun tidak akan benar-benar aman, meski telah menjabat sebagai seorang pimpinan mafia. Nyatanya jabatan sebagai penguasa malah memberikan banyak dampak berbahaya. Tak hanya diincar oleh kalangan keamanan yang entah FBI, CIA, SWAT, dan lain-alin. Namun Axton juga harus menerima kebencian dari orang yang berada di dalam organisasi.