Axton melihat Ameera yang masih meringkuk diam di atas ranjang sembari mendongak, menatap langit-langit kamar. Istrinya tampak berantakan, rambut terurai, tetapi sepertinya jarang dirapikan di beberapa hari ini. Kondisi tubuh Ameera pun lebih kurus daripada sebelumnya. Tulang selangkanya saja sampai kelihatan lebih jelas. Miris. Dan kemirisan itu disebabkan oleh Axton yang memiliki emosi besar, tak terkendali.
Sejak kedatangan Axton pun Ameera belum juga berbicara. Lebih tepatnya, ia takut jika salah dalam memilih kata-kata dan membuat Axton semakin murka padanya. Jadi, Ameera memilih diam saja. Meskipun Axton sudah duduk di sisinya sejak beberapa menit lalu. Sebuah nampan berisikan sepiring sarapan, susu hangat, air putih, dan tiga muffin cokelat yang berada di tangan Axton pun tak mampu menarik minat Ameera sama sekali.
