Sudah beberapa hari, Justin dibiarkan di dalam gudang yang penuh barang rongsokan. Makanan yang diberikan untuknya pun bukanlah makanan yang layak, hanya sekadar nasi putih dan garam. Sementara minumannya air mineral. Belum lagi ketika malam yang larut sudah datang. Dirinya yang mulai terlelap pasti kerap dibangunkan. Pada saat itu, seseorang mendatanginya dan memberikan sebuah cambukan. Orang itu bukanlah Axton, tetapi hanya sekadar anak buah saja. Orang itu selalu meminta maaf terlebih dahulu pada Justin, sebelum memberikan sabetan untuk Justin.