Ameera benar-benar tidur sampai hari beranjak siang. Ia memang sempat menyantap satu butir obat tidur yang masih tersisa sejak dirinya memutuskan untuk bunuh diri beberapa bulan lalu. Beruntungnya pil itu belum kadaluwarsa.
Ameera sengaja menyantap obat itu agar matanya tetap terlelap, dan otaknya pun bisa beristirahat. Mumpung masih libur, untuk persiapannya menghadapi kerja sama yang akan terjadi dengan desainer terkenal tersebut. Selain itu, Ameera tidak ingin menderita rasa rindu yang membuatnya terus merasa galau, bahkan rasanya sampai geregetan sendiri. Ia sangat merindukan Axton sampai nyaris gila.
Bahkan ketika Ameera mulai membuka mata, wajah Axton menjadi sajian utama yang ia lihat saat ini. kerinduan itu tampaknya sudah sangat besar, sampai menimbulkan daya halusinasi yang menyenangkan, tetapi juga cukup memilukan. Andai saja wajah pria itu nyata dan bukan hanya sekadar mimpi atau kehaluan belaka.