"Tuan! Jangan mau bertemu dengan orang itu!" tegas Justin pada Axton, selepas ia dan tuannya itu kembali ke mansion. Dan kali ini, tempat keberadaan mereka adalah ruang pribadi milik Axton.
Mendengar ucapan Justin yang diiringi sebuah kecemasan itu, Axton langsung menghela napasnya. Namun, belum ada satu patah kata pun yang ia ucapkan. Ia justru memainkan alat sadap yang sudah berhasil ia ambil dari ruang kerja Bertran.
Entah. Axton masih bimbang, tetapi juga agak setuju dengan perkataan Justin. Di sisi lain, ia sangat penasaran mengapa Leo ingin bertemu dengan dirinya. Jika Bertran saja sudah menganggap sosok Sena Angkasa sebagai pengawal biasa, mengapa Leo justru tergiur untuk mengundang Sena?
Lagi-lagi pertanyaan yang sama tersemat di benak Axton. Masih tidak menyangka ia akan mendapatkan undangan pertemuan dari musuh terbesarnya itu. Tidak, maksudnya setelah pimpinan asli Red Rabbit yang masih misteri, lalu Leo merupakan musuh terbesar kedua.