Justin tengah merenung sendirian, di sebuah hotel yang ia jadikan sebagai penginapannya malam ini. Pertemuannya dengan Wayne menyisakanya sejumlah kegetiran sendiri di dalam hatinya. Mungkin Wayne hanya ingin memanipulasi dirinya, dengan menganggapnya sebagai sang putra. Namun, entah mengapa Justin justru merasa risau. Ia pun merasa iba pada Wayne, sementara Axton terus berencana mencari Pak Tua itu dan membuat perhitungan.
Tentu saja tidak ada yang salah dengan sikap Axton. Siapa yang akan diam saja ketika dikhianati, bahkan dijebak dalam situasi yang tak bagus. Axton akan dikejar sebentar lagi, atau mungkin sudah. Tinggal bagaimana para aparat keamanan bertindak nantinya. Namun, saat ini Justin juga tidak bisa menyalahkan Wayne sepenuhnya, yang ternyata berencana untuk membuat Justin menjadi pimpinan Sayap Hitam selanjutnya.