Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Princess Sylvia is a Saint

🇮🇩RiverRhea_
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.7k
Views
Synopsis
Apa yang terjadi bila seorang atheis harus menjalani kehidupannya sebagai pendeta suci? Hal ini dialami oleh Lucia, gadis berusia 18 tahun yang sangat benci membaca buku novel. Namun, keajaiban seolah-olah mendengar keluhannya, ia masuk ke dalam buku novel ketika ia membuka lembar pertama buku itu. "Princess Sylvia is a Saint" Kisah seorang perempuan yang mengabdikan hidupnya kepada Dewa. Orang-orang menyebutnya "Gadis Suci dari Gereja Burung". Rambut dan mata yang bagaikan emas perak membuat perawakannya bak malaikat, membuatnya dikenal sebagai "Anak Dewa". Namun, hidupnya berbanding terbalik dari keindahan perawakannya, pada usianya yang ke-18 tahun ia dijadikan tumbal oleh para pendeta Gereja Achillies, yang dikenal sebagai sekte sesat daerah Achillies yang masih diterima oleh masyarakat. Keadaan kehidupan masyarakat membuat mereka mengambil jalan pintas, yang mereka percayai, bila mempersembahkan tumbal dengan darah suci tanpa dosa, maka hidup akan sejahtera kembali. Itulah seharusnya akhir dari kisah hidup seorang Sylvia Margaretta. Bila orang-orang berpikir bahwa kehendak Dewa adalah titik, seorang dari Barat, seorang dari Keluarga Kekaisaran, akan menentang kehendak itu. Ia menginginkan gadis itu lebih dari apapun. Andaikan Dewa menghalangi langkah laki-laki itu, ia akan lebih ganas dibandingkan singa yang lapar, lebih panas daripada api yang membara, lebih kejam daripada elang yang mencabik-cabik musuhnya. Namun, kini dengan Lucia yang berada dalam tubuh gadis itu, ia memulai kembali kehidupan Sylvia sebelum gadis itu dijadikan tumbal dan melewati hidup yang malang. Ah, tapi belum berhenti sampai di sana. Musuh terbesarnya bukanlah Sang Dewa, melainkan seorang Putra Mahkota Kerajaan Achillies. Monster sesungguhnya berada di hadapannya. cover source: Pinterest
VIEW MORE

Chapter 1 - Princess Sylvia is a Saint

Menceritakan kisah seorang perempuan muda yang mengabdikan hidupnya hanya untuk Dewa. Kemudian, ia dikorbankan seperti kambing sebagai persembahan kepada Dewa oleh para baj*ngan di tempat di mana ia dibesarkan, Gereja Achillies. Entah siapa yang lebih buruk di sini, Dewa yang membiarkan itu terjadi atau para keparat yang menjadikannya sebagai persembahan?

Aku atheis. Aku tidak menyukai cerita semacam itu. Aku tidak percaya kepada Dewa ataupun Tuhan atau apalah itu. Aku tidak pernah melihat mereka. Aku tidak pernah merasakan mereka. Apakah aku yang buta atau mereka yang gila?

Mungkin aku cukup penasaran dengan kisah sosok gadis bernama Sylvia itu di dalam buku "Princess Sylvia is a Saint". Sungguh gadis yang malang. Aku meminjam buku itu dari teman sebangku-ku di sekolah dan membaca sinopsisnya.

Benar-benar kisah seorang gadis malang berusia 17 tahun yang dipersembahkan kepada Dewa untuk mengembalikan kemakmuran di Tanah Achillies. Saat itu terjadi kemerosotan ekonomi, hujan yang jarang membasahi pertanian, kegersangan, serta kelaparan yang menjadi-jadi. Semua orang menderita dan angka kematian meningkat pesat. Mereka percaya bahwa Dewa akan mengembalikan semua itu menjadi baik, dengan syarat mempersembahkan seorang perempuan muda, berdarah segar dan bersih, serta suci tak bernoda. Saat itulah, hari di mana Sylvia akan dikorbankan di atas altar perapian, dan mati. Hidupnya berakhir begitu saja.

Ets, belum. Ternyata ini adalah sebuah pertarungan antara Dewa dengan umatnya. Putra Mahkota dari Keluarga Achillies menentang kehendak Dewa yang menginginkan Sylvia, dan merebut gadis itu dari Sang Dewa. Gadis itu bagaikan permata yang berharga, yang harus ia simpan demi keuntungannya.

Mana yang lebih brengs*k? Keduanya sama saja.

Putra Mahkota hanya ingin menjadikan gadis itu 'mainan'nya dan memanfaatkan kekuatan yang ada padanya dengan menjadikan Sylvia sebagai istrinya. Ah, baru melihat satu halaman saja sudah membuat otakku panas dan darahku mendidih. Beruntungnya Sylvia mati sebelum Putra Mahkota mendapatkannya.

Entah bagaimana aku bisa berada di tempat yang asing ini. Aku membuka halaman pertama di Chapter 1 novel itu, dan tiba-tiba aku berada di sini. Tempat ini lumayan cantik, pakaianku... terlihat sederhana. Wajahku...

Ah, sialan.

Kurasa Dewa mendengar keluh kesahku. Apa ini hukumanku? Ia sengaja melempar ke dunia novel dengan 'fantasi' yang tidak masuk akal ini?

Aku sudah bilang, aku atheis.

Apa yang kau harapkan? Menjadikanku pendeta di dunia ini?

Ugh! Aku akan mengeluh lagi setelah mencari cara untuk menyelamatkan diriku di tubuh Sylvia!