Selia masih ada di barcelona, dia masih ada di dalam hotelnya. Berjalan mondar-mandir, memikirkan apa yang harus dia lakukan, agar dia bisa dekat kembali dengan Kenan. Selia punya ide. Dia menampar dirinya sendiri, sampai lembam, wajahnya babak belur.
Selia lalu memotret dirinya dan mengirimkannya ke nomer Kenan.
***
**
*
"Ini, siapa yang berani mukul aku ahh."
"Mama atau Abel?"
Kenan berdecak pinggang, sejak tadi dia diam saja dipukuli tangan Abel, badan Abel ada di depannya, tapi yang mengendalikan tangan Abel itu mamanya, Lilis, yang berdiri di belakang Abel. Kenan mulai hilang kesabarannya. Memang enak dipukul-pukul badannya. Sudah dari perjalanan jauh, capek, malah dipukul, bukan disayang.
"Abel, bukan mama."
Lilis yang melihat Kenan marah, memasang wajah murka, akhirnya kabur. Fara juga menyusul Bayu yang ke kamar mereka, di lantai dua, Fara ingin membaringkan badannya di kamar. Abel juga ingin kabur dari hadapan Kenan, tapi Kenan menahan tangannya.