"Kenapa sayang?"
"Ada apa sampai telfon?"
Abel masih mencerna perasaan aneh yang dia rasakan sendiri. Kenan sampai harus beberapa kali bertanya, tangannya tak juga turun dari kepala Abel, mengusap lembut rambut Abel. Kenan mencolek pipi Abel yang sejak tadi tak mau mereposnnya.
"Hemm.. tadi. Kamu kenapa gak diangkat coba telfonnya."
"Aku khawatir tahu sama Alice. Alice ngambek sama aku."
"Sampai dia mengurung diri di kamar kamu."
"Aku sama mama cariin kunci cadangannya gak ada."
"Makannya aku telfon kamu, telfon bayu, fara, gak diangkat juga."
Abel yang tadi sangat takut, takut kalau Alice didalam kenapa-napa, jadi muncul lagi perasaan itu. Abel memukul dada kenan, melampiaskan kekesalannya. Kenan meringis kesakitan dan mengusap dadanya.
"Kok jadi aku yang kena pukul sih?" kenan membela dirinya.
"ya habis, papa bikin mama takut sih." Alice ikut memukul dada papanya.