"sayang."
Alice masuk ke rumah dengan berlari. Tanpa mengatakan apa pun pada Abel atau menjawab pertanyaan neneknya. Lilis yang merasa bersalah karena dia yang menyebabkan cucu dan menantunya jadi berselisih.
Alice masuk begitu saja kedalam lift, menuju ke lantai tiga. Abel mencoba mengejarnya, membuka liftnya beberapa kali, memencet tombol liftnya dari luar, tapi didalam Alice juga menahan agar liftnya tak terbuka lagi, menekan tombolnya tak mau melepaskannya.
"Sayang."
Abel berteriak didepan lift. Abel yang menyerah. Dia membiarkan liftnya naik ke lantai tiga. Menunggu sampai liftnya terbuka. Lilis merasa sangat bersalah kepada Abel. Dia menghampiri Abel yang menunggu didepan lift, sampai liftnya terbuka.
"Sayang, maafin mama ya." Lilis menyentuh pundak Abel. Abel baru menoleh.
"Iya ma. Gak apa-apa. Aku tahu maksud mama baik." kata Abel kepada lilis.
"Terus Alice gimana?" tanya Lilis kepada Abel.
"Naik keatas. Aku mau nyusul dulu ma."
