"Kan karena kamu cantik."
"Aku sudah bilang kamu cantik."
"Balikin bola aku dong cantik."
Rayu anak laki-laki itu kepada Alice. Maria dan yang lain tak henti tertawa mendengar rayuan maut nakal laki-laki itu. Abel juga tak henti tersenyum melihatnya.
"Kan katanya sudah gak mau main bola lagi kan?"
"Ya sudah, bolanya aku sita."
"Gak boleh main bola di rumah sakit."
Maria makin heboh tertawa karena Alice tak mempan dengan rayuan maut anak laki-laki itu. Abel senang, ayahnya tersenyum lebar melihat Alice. Lilis geleng-geleng kepala lihat tingkah cucunya itu. Seorang perempuan, seusia Kenan datang ke ruangan itu.
"Maaf, ini anak saya. Namanya Kenan."
"Hah!" mulut Alice menganga mendengarnya.
"Kok bisa sih. Sama kayak nama papanya. Hahaaa.."
Maria yang memang orangnya suka tertawa, tak henti tertawa terbahak-bahak karena mendengar itu. Sampai capek tertawa. Alice langsung menoleh dan melirik mamanya dan juga neneknya.