"Papa bangun ..."
Hari sudah pagi. Alice bangun lebig awal dari pada papanya. Kenan sakit badan karena lembur semalaman cuma buat cari tentang abel, si tante cantiknya alice itu.
"Iya sayang."
Kenan menggeliat dari tidurnya. Alice ada diatas tubuh kenan. Kenan tersenyum dan memeluk alice, menciumi pipi alice.
"Pagi anak papa. Happy banget, ada apa sih?" tanya kenan pada alice.
"Papa lupa." alice berteriak kesal pada papanya.
"Lupa apa?" tanya kenan balik kepada alice.
"Kan kata papa hari ini kita mau ke rumah tante cantik. Mau jemput tante cantik jadi mamanya alice."
Kenan lupa hal itu. Dia hanya bisa tersenyum, mengangguk dan menghembuskan nafas berat. Kalau abelnya tidak mau. Bagaimana nanti?
"Oh iya papa lupa." kenan menepuk keningnya sendiri.
"Ayo mandi papa. Kita ke rumah tante cantik." abel berdiri disamping papanya dan menarik tangan papanya untuk segera bangun.
"Iya sayang. Pelan-pelan."
Kenan perlahan bangun dari tidurnya. Dia duduk di ranjang. Mengucek matanya dan melihat sekeliling. Terutama anaknya yang terlihat sangat bahagia. Kenan mengambil air putih disamping tempat tidurnya. Setiap bangun kenan selalu melakukan rutinitas ini.
"Minum anak papa?" tanya kenan pada alice.
"Gak mau. Gak enak. Enak susu. Nanti alice minta bibik aja buatin susu buat alice." alice menggeleng dan melipat tangannya didepan dada.
"Ok."
Kenan hanya mengangguk. Alice kembali menarik kenan untuk mandi. Sampai kenan masuk ke kamar mandi. Alice menarik handuk untuk sang papa.
"Papa cepet mandi ya. Alice juga mau mandi." alice menutup pintu kamar mandi papanya.
"Hmm." kenan hanya berdehem. Kalau sudah mau sesuatu alice itu harus dituruti. Kalau tidak. Ngambeknya bisa berhari-hari.
"Alice juga mandi kan?" teriak kenan, yang sekana baru bangun ketika tangannya menyentuh air.
"Iya papa." alice berteriak dari luar. Dia lari ke kamarnya. Alice sebenarnya sudah punya kamar sendiri. Dia ke kamarnya, mandi dan memilih baju yang dia inginkan dan berdidi didepan cermin lemari dengan gambar barbie. Kamar dengan dekirasi serba pink.
"Cantik banget sih anak papa."
Suara itu membuat alice menoleh. Kenan sudah selesai mandi dan berpakaian rapi. Mengenakan setekan jas kerjanya. Pakaian andalan kenan kalau dia keluar. Paling pakaian santai itu didalam rumah. Kalau mau tidur.
Alice berdecak pinggang menatap papanya. "Papa mau berangkat kerja? Papa mau ke kantor?"
"Enggak. Kan mau cari tempat tinggal tante cantiknya alice kan." jawab kenan ikut berdecak pinggang menatap anaknya.
"Kok pakaian kayak mau kerja. Papa gak punya pakaian lain?" tanya alice mendekati papanya. Geleng-geleng menatap papanya.
"Memang kenapa sama pakaian ini?" tanya kenan kepada abel.
"Ikut abel papa. Ini itu pakaian mau kerja. Kan papa janji hari ini mau jemput mama baru buat alice. Nanti gak boleh berangkat kerja lagi. Kita jalan-jalan bertiga." abel menarik papanya untuk kembali ke kamar kenan.
"Kenapa?" tanya lilis yang tadinya keatas ingin memanggil keduanya karena sarapan sudah siap.
"Ini nenek. Papa gak punya baju lain ya? Kasian banget sih papa aku nenek. Nenek punya uang gak? Beliin papa baju deh." alice mengomel tanpa menatap neneknya.
Lilis dan kenan hanya saling menatap bingung. Ternyata abel meminta kenan untuk mengganti bajunya. Abel bahkan membuka lemari untuk kenan dan melihat beberapa baju di lemari papanya itu. Lalu memilihkan untuk sang papa.
"Pakai ini aja deh papa. Ganti, jangan baju kerja terus. Abel bosen lihatnya." kata alice berbalik menatap papanya.
Kenan melirik mamanya, tak habis pikir dengan anak perempuannya ini. Dia mirip sekali dengan mendiang mamanya dulu. Suka sekali protes kalau kenan selalu memakai jas. Padahak mau jalan-jalan.
"Ok. Papa ganti."
"Ayo nenek. Biar papa ganti baju dulu."
Alice mengaandeng neneknya untuk keluar dari kamar sang papa. Kenan pun menutup pintunya dan mengganti pakaiannya.
"Kita tunggu papa dibawah yuk sayang. Sambil sarapan." kata lilis membujuk alice.
"Iya nenek."
Lilis juga sudah mengizinkan alice ke wali kelasnya, kalau alice tak bisa datang dan mengikuti pelajar di sekolah seperti biasa karena ada urusan.
"Papa, alice tunggu dibawah ya." teriak alice dari luar kamar papanya.
"Ok sayang." kenan tak kalah berteriak menjawab alice.
Alice turun lebih dulu dengan neneknya ke ruanh makan. Lilis mengambilkan makanannya untuk sang cucu. Sebelum sarapan pun alice menengadahkan tangan dan berdoa lebih dulu.
"Udah nih."
Kenan sudah mengganti pakaiannya. Dia mencium pipi alice yang baru saja membuka mata setelah berdoa.
"Papa, ngagetin alice. Alice kan tadi lagu berdoa." protes alice mengusap dadanya.
"Iya maafin papa. Papa kan cuma mau cium pipi alice."
Kenan duduk didepan alice. Lilis mengambilkan sarapannya untuk kenan. Kenan pun berdoa lebih dulu lalu sarapan bersama, selalu dengan alice dan mamanya.
Sambil makan, kenan sibuk dengan ponselnya. Dia mengirim pesan kepada bayu.
[Bay, ikut ya nanti. Udah ketemu alamat rumahnya belum?]
Tanya kenan lewat pesan yang dia kirim kepada bayu. Sebenarnya kenan dan bayu belum menemukan alamat rumah abel. Tapi alice malah meminta kenan untuk menjemputnya. Jadi malamnya bayu terpaksa lembur untuk mencaritau alamatnya abel.
[Ini tugas, pekerjaan, atau gimana nih pak bos?]
Tanya bayu balik mengirim pesan kepada kenan. Kenan malah jadi makan sambil berbalas pesan.
[Tugas dan pekerjaan lo. Kewajiban lo harus datang ke rumah. Jadi supir gue harus ini.]
[Ok. Siap pak bos!]
Bayu tak berani membantah. Kenan puas. Dia menaruh ponselnya dan lanjut sarapan. Selesai sarapan mereka menunggu bayu datang.
Ting tong ...
Tak lama suara bel rumah kenan berbunyi. Bibik membukakan pintu. Bayu yang datanh. Dia masuk kedalam rumah.
"Lama banget. Kita udah nunggu nih dari tadi. Lima belas menit." kata kenan memeriksa jam tangannya.
"Belum mandi terus jalan kesini. Macet. Untung lima belas menit doang. Gak satu jam." jawab bayu. Bayu dan kenan memamg sudah seperti saudara.
"Besok pindah kesini. Tinggak di rumah ini. Biar gampang kalau gue butuh lo."
"Hah?"
Bayu terkejut mendengar ucapan kenan. Dia baru ingin protes kepada kenan. Tapi kenan langsung menarik bayu keluar.
"Ayo om bayu. Kita ke rumah mama abel. Alice punya mama yes!" alice lompat-lompar keluar rumah.
Lilis dan kenan senang sekali melihat alice yang bahagia. Bayu juga, yang ingin protes ke kenan, dan tadi sebel, disuruh jadi supir, tak jadi marah dan kesak dengan bosnya itu. Bayu ikut bahagia melihat alice bahagia.
Bayu menyetir mobil kenan menuju ke alamat yang bayu dapatkan. Katanya itu alamat rumahnya abel.
Mereka sampai disana. Bayu dan kenan langsung turun. Kenan membantu alice turun juga dari mobil. Alice berlari masuk ke halaman rumah abel.
"Tante cantik." alice berteriak senang sekali memanggil dari luar.