Chereads / TERPAKSA MENIKAHI DUDA / Chapter 4 - BAB 4. Alice minta mama

Chapter 4 - BAB 4. Alice minta mama

Semua jadinya harus lembur. Tapi ada beberapa karyawan yang keberatan. Terutama yang perempuan. Mereka menemui antonio.

"Pak, saya punya anak kecil. Gak bisa ikutan lembur. Gak papa deh gak dapat uang lembur dua kali lipat," kata salah satu karyawam wanita yang menemui antoni.

Kenan bilang kalau dia bersedia membayar dua kali lipat untuk lembur malam ini. Dia akan menunggu sampai besok, sampai ada yang menemukannya. Kalau bisa sampai besok paling lambat dan nanti mungkin sampai jam sebelas malam.

"Saya juga pak, ibu saya di rumah sakit," tambah satu lagi dan beberapa yang ada urusan menyusul.

Ada yang sudah janjian dengan kekasihnya, dengan suaminya, gak enak. Antonio menemui kenan dan memberitahu kenan. Kenan tak keberatan kalau yang memang tak bisa ikut lembur. Beberapa dari mereka pulang. Kenan dan beberapa karyawan juga antonio masih disana.

Tok tok

Sampai ada yang mengetuk pintu ruangan kenan. Kenan dan antonio penasaran, sudah adakah yang menemukan wanita di cctv itu.

"Masuk." kata kenan dari dalam ruangan.

"Permisi pak. Ini sosial medianya dan namanya." kata karyawan itu membawa sebuha print data abel. Antonio lega sekali mendengarnya.

"Suruh pulang semua ton!" perintah kenan kepada antonio.

"Siap pak bos!" antonio juga senang sekali. Antonio keluar dari ruangan kenan dan memberitahu semua karyawan.

"Semua sudah boleh pulang. Bos sudah mendapatkan datanya." kata antonio kepada semua karyawan.

"Syukurlah."

Mereka juga ikutan lega mendengarnya. Meteka bersiap-siap untuk pulang ke rumah masing-masing. Ada beberapa karyawan wanita yang berbisik-bisik membicarakan tentang wanita yang kenan cari itu.

"Memangnya dia siapa ya?"

"Wanita itu sepertinya sangat penting untuk bos kenan."

"Syett ... Jangan dibahas." salah satu karyawan memberitahu kalau kenan keluar dari ruangannya.

"Besok kita ke rumahnya ton." kata kenan yang keluar dengan antonio.

"Selamat malam pak." beberapa karyawan menyapa dan menunduk kepada kenan.

"Selamat malam. Terimakasih atas lembur malam ini." kata kenan kepada mereka.

"Wahh ..." mereka terkejut mendengar ucapan itu dari kenan. Biasanya dia acuh.

Antonio juga. Antonio pulang ke rumahnya sementara kenan juga kembali ke rumah. Di rumah alice sudah menunggu sang papa sejak tadi. Alice tak bisa tidur sampai papanya memberi kabar tentang tante yang menolongnya pagi tadi.

"Nenek, papa kok belum pulang-pulang. Papa udah dapat tante cantik itu belum ya?"

Alice ada di ruang tv. Dia sedang menonton tv kesukaannya. Serial kartun yang dia putar ulang, sambil memeluk boneka hello kittynya. Neneknya ada disamping, duduk bersebelahan dengan sang cucu.

"Alice gak ngantuk. Sudah malam loh." mama kenan menguap menahan kantuk menemani alice sejak tadi.

"Enggak. Alice nunggu papa nenek." katanya, mata alice masih terbuka lebar. Sama sekali tak mengantuk. Padahal besok dia sekolah.

"Kita tidur dulu yuk. Pasti juga kalau paoa sudah ketemu tante cantik itu papa bilang." kata neneknya membujuk sang cucu.

"Gak mau nenek. Mau nunggu papa pukang."

Bibb ...

Sebuah klakson mobik terdengar. Itu mobil kenan. Sebenarnya kenan melakukan itu untuk memberitahu bibik, agar membukakan pintu mungkin saja sudah dikunci karena harusnya mama dan anaknya sudah tidur.

"Papa."

Alice yang mendengar klakson mobil langsung melompat turun dari sofa dan lari keluar.

"Biar alice yang buka bibik." kata alice berteriak senang pada bibik yang akan membukakan pintu untuk kenan.

"Baik non."

Bibik yang sedang beres-beres malam di dapur pun akhirnya kembali. Lilis, mamanya kenan ikut melihat kedepan. Apakah kenan bisa menemukan tante cantik yang alice masuk itu.

"Papaa ..."

Alice berteriak gembira menyambut papanya, dia membukakan pintu.

"Hai sayang, belum tidur?"

Kenan baru saja memarkirkan mobilnya. Memberikan kunci mobilnya pada supir untuk dimasukan ke garasi. Kenan terkejut melihat alicenya belum tidur. Alice berlari dan melompat memeluk papanya.

"Anak papa belum tidur jam segini? Besok kan sekolah." kenan mengangkat tubuh kecil alice yang sedikit tinggi dan menggendongnya masuk kedalam rumah.

"Sini tasnya, mama bawain." lilis mengambil tas kerja yang ditenteng oleh kenan.

"Makasih ma." kata kenan memberikan tas kerjanya kepada sang mama.

"Papa gimana? Udah ketemu sama tante cantik dan baiknya?" tanya alice kepada sang papa.

"Udah. Papa tunjukin fotonya. Tantenya ini bukan?" sambil berjalan kenan menunjukan foro di ponselnya. Dia menyimpan sosial media abel, namanya yang kenan baca di sosial medianya.

Kenan mengambil ponsel dari saku celananya dan menunjukannya kepada alice.

"Benar tantenya ini bukan?" tunjuk kenan kepada alice foto abel. Abel melihat fotonya dengan seksama.

"Iya papa. Ini tante cantik dan baik hatinya. Besok jadi mama abel ya papa?" pinta abel lagi, mencium ponsel sang papa.

Kenan dan lilis saling menatap, melihat alice aneh. Baru kali ini dia mencium foto seseorang. Biasanya dia akan mencium papa atau neneknya yang dia sayangi. Apakah alice benar-benar langsung menyanyi abel?

"Kita jemput mama abel yuk pa sekarang?" pinta alice kepada sang papa.

"Hah?" kenan kaget dengan permintaan alice. Mana bisa sekarang.

"Ya enggak bisa dong sayangnya papa, anaknya papa yang paling cantik, alice. Ini sudah malam. Papa mandi dulu, kita tidur, baru besok. Gimana?" lilis mencoba menasehati alice dan mengusap rambut pajang alice.

"Yah nenek. Alice mau tidur dipeluk mama abel."

Kenan tak habis pikir, belum juga menikah dengan abel. Anaknya sudah memanggil abel mama. Bagaimana bisa secepat ini? Sementara dulu dulu, setiap kenan membawa seorang wanita, entah teman, atau bahkan sekertarisnya, alice tak mau menerima mereka. Dia jutek bahkan sampai mengusir mereka.

"Besok alice ikut. Gak mau berangkat sekolah pokoknya. Mau ketemu mama abel dulu." pinta alice merengek digendongan sang papa.

"Alice kan harus sekolah biar pinter. Katanya nanti kalau udah gede mau bantu papa di kantor." kata kenan pada alice.

Alice sering bilang kalau dia akan bantu papanya, mau jadi anak yang pintar dan baik, tidak menyusahkan papanya.

"Kan sekali aja papa, bolos. Dino aja papa, sering bolos sekolah. Gak masuk. Katanya dia sakit, tapi waktu alice tanya, dino itu pengen bolos."

Dino itu salah satu teman alice di sekolah. Kenan dan lilis geleng-geleng dengar cerita alice.

"Ok. Sekali aja. Tapi gak boleh lagi setelah besok ya."

"Iya papa."

Alice senang sekali. Kenan mengajak alice naik ke lantai dua, masuk ke kamar kenan. Lilis menaruh tas kenan di kamar. Lalu meninggalkan papa dan anak itu.

"Malam sayangnya nenek." lilis mencum pipi alice dan mengucapkan selamat malam.

"Malam nenek."

Lilis keluar dari kamar. Malam ini alice akan tidur dengan papanya. Kadang alice suka tidur dengan papanya atau dengan neneknya. Sesuka dia saja. Tapi tak mau tidur sendirian. Takut.

"Yuk tidur sayang."

Kenan sudah selesai mandi. Dia keluar dari kamar mandi, dengan pakaian tidurnya. Alice sendiri sudah mengenakan pakaian tidurnya. Mereka tidur bersama malam ini.

"Alice gak sabar tidur sama papa sama mama nanti." kata alice yang tidur dipeluk kenan. Kenan tersendak karena terkejut dengan pemikiran alice.