Shower kunyalakan, air panas keluar darinya membasuh busa-busa yang membersihkan tubuhku. Tampa menghiraukan hobiku saat mandi, kuselesaikan semua hal yang diperlukan untuk mengejar waktu. Kukeringkan tubuhku dengan handuk kesayanganku lalu segera kupakai seragamku dengan nama lengkap "Heleinsta Kyaizaru" yang terbordir di sisi atas saku bajunya -seragam dosen untuk mengajar di salah satu universitas ternama di negeri ini-. Ya karena profesiku sebagai dosen sudah pasti aku harus lebih siap dari orang biasa, datang ke kampus sebelum jam 6 pagi harus jadi kewajiban. Tapi hari ini mungkin aku sedikit terlambat, yah.. apapun yang terjadi aku harus segera berangkat. Lagi pula aku juga ada janji dengan Sherita.
Kulihat jam didinding, menunjukkan pukul 5:30 aku sedikit panik. kujalan tergesa-gesa kedapur menyiapkan 2 potong roti dengan mentega lalu kumasukkan ke-dalam toaster, setelahnya kuambil susu kotak untuk kuhangatkan kedalam microwave. selesai dengan persiapanku di-dapur aku masuk menuju kamarku untuk mengambil aksesoris serta gadgets milikku dan juga semua perlengkapan mengajarku. Sedikit sibuk jadwalku kali ini karena beberapa penyesuaian yang akan dilakukan di universitas nanti. Selesai bersiap-siap ku kembali ke-dapur untuk segera menghidangkan roti dan juga susu yang kelihatannya sudah siap untuk kusantap.
Satu kursi kutarik sedikit kebelakan untuk aku duduk, setelah mengambil roti dan juga susu tadi ke sebuah piring dan meletakannya di meja. Dengan perasaan lapar aku buru-buru memakannya. Satu gigitan, dua gigitan, lalu kuteguk susu hangatnya, sangat tenang dan tentram aku menikmati sarapanku meskipun agak dikejar waktu. Tapi ketika gigitan ke-tiga hampir masuk kemulutku, sebuah suara "ding--dong.....ding--dong" terdengar ditelingaku membuatkku sedikit kecewa, karena hilangnya ketenangan sarapan milikku. Ingin sekali ku mengabaikannya dan melanjutkan sarapanku yang tenang dan tentram itu tapi suara bell tersebut tidak kunjung berhenti, malah kelihatannya semakin tidak sabar orang yang menekan bellnya karna aku tidak kunjung keluar. Akhirnya dengan sedikit berat hati akupun mengalah dan melepaskan sarapan milikku dan berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang datang untuk bertamu.
Perasaan agak malas dan jengkel muncul hatiku ketika aku berjalan menuju pintu, tapi tanda tanya muncul dikepalaku tentang siapa orang yang datang bertamu diwaktu sepagi ini. Tapi ketika aku sudah hampir sampai di depan pintu barulah tersadar dalam benakku kalau ada sesuatu yang salah, diriku merasa bimbang, bingung, serta cemas akan hal yang kurasa kalau itu akan jadi sebuah bencana. Dan benar saja belum selesai aku berpikir dan juga belum sampai diriku berjalan menuju pintu untuk melihat tamunya, sebuah suara kunci terdengar diikuti pintu terbuka secara perlahan-lahan . Agak cemas diriku ketika melihat hal itu, dan saat orang yang membukanya masuk diriku tersentak kaget serasa membeku, karena seorang gadis berambut hitam panjang keperak-perakan lengkap dengan seragam universitas menatapku dengan wajah datar serta raut mata agak kesal. "haha" pikir dalam hatiku kenapa ia jadi datang kesini ketika aku lupa, padahal aku berharap kalau dia tidak ingat dengan janji kita untuk pergi ke-toko buku antik di sebelah utara universitas -ya janji seorang kakak ketika adiknya ingin sesuatu dengan memohon-.
Dialah adikku Heleinsta Sherita, seorang gadis yang cerdas, dan ceria dengan keberanian yang mengagumkan serta punya hobi yang unik menurutku, selain itu dia juga salah satu murid yang aku bimbing di universitas, tapi satu hal yang agak aku sayangkan darinya adalah sifat manjanya yang agak keterlaluan -yah kurasa hal itu adalah salahku sendiri yang dari dulu memanjakannya-, dan juga rasa ngambeknya saat keinginannya tidak terpenuhi -seperti sekarang ini-. Aku bukanlah seorang siscon tapi aku sangat mengedepankan urusan yang berhubungan dengan adikku, jadi ketika ia kemarin meminta tolong untuk ditemani ke-toko buku antik tersebut aku langsung menjanjikannya, tapi aku malah lupa -sebuah kesalahan, semoga dia tidak berpikir aku "tukang pemberi harapan palsu" sekarang, yah! mungkin jika aku berbicara secara tenang dan baik, penjelasanku akan diterima, hmph! komunikasi yang terpenting-
Baiklah, sekarang aku akan memberanikan diri untuk meminta maaf dan berbicara baik-baik kepadanya. Tapi ketika belum satu kata keluar dari mulutku Sherita mengangkat tangannya pertanda tidak mau mendengarkan alasanku -hah... kelihatannya ia benar marah pkirku-. pasrah akan keadaan aku menyerahkan diriku sebagai sasaran omelanya, "Baiklah aku pasrah, kau boleh memarahiku sepuasnya". "hah..? apa yang kakak maksud?, lagi pula kakak sedang apa sih dari tadi pagi, aku hubungi tidak ada jawaban?". Mendengar jawabannya aku terkejut dalam hati -eh... dia tidak marah, tidak biasanya, baiklah ini kesempatanku- "yah haha maaf aku kira kau marah karena aku lupa dengan janji kita, dan jika kau tanya dari tadi aku ngapain ehhh emmm tidak ada yang khusus hanya persiapan di pagi hari, hanya saja...", -ucapku terputus disitu membuat sherita penasaran-. "hanya saja?!" ucap sherita dengan sedikit terkejut, lantas kubalas "yah... itu... hanya saja aku sedikit terlambat kerena bangun kesiangan, hehe aku malu mengungkapkannya". Mendengar perkataanku dia menghela nafasnya "hah... apa yang kakak telah kakak lakukan, tidak seperti biasanya" dan setelah ucapannya itu ia mengangkat handphone milikknya sambil berkata "lupakan soal itu, ada satu hal yang ingin kutanyakan. KENAPA KAU TIDAK MENGANGKAT TELEPONKU DARI TADI!!!". Mendengar itu aku terkejut karna nadanya sedikit meninggi di kata-kata terakhirnya, jadi kesimpulannya ia marah pada titik yang berbeda dari yang aku pikirkan -tapi kenapa ia marah soal hal itu padahal cuma tidak mengangkat teleponnya saja-. "CUKUP!!! kau pasti berpikiran kenapa aku marah hanya karena hal itu, coba sekarang kakak lihat handphone milik kakak, kakak pasti akan tahu sebabnya" ucapnya yang seperti dapat membaca pikiranku itu membuatku terkejut dan ingin berkata 'ehhhh kenapa kau bisa tahu' atau yang sebagainya, tapi disamping itu aku juga penasaran. Oleh karenanya aku ambil handphoneku di saku celanaku dan kudapati ada 147 panggilan tak terjawab!, dan ternyata semuanya dari Sherita!.
Terkejut akan hal yang kudapati aku pun bertanya padanya "Apa yang sebenarnya kau lakukan 147 panggilan? kenapa kamu ini". "HAH..? APA YANG KAU LAKUKAN katamu!, Harusnya aku yang bertanya seperti itu, lagian jika kau langsung mengangkatnya 1 panggilan sudah cukup kakak tahu!"."ghu... benar juga katamu aku yang salah, aku minta maaf, Maukah kau memaafkanku?" kataku yang terucap setelah mendengar sanggahan milik sherita tadi benar-benar tulus, tapi kelihatannya ia masih marah. Oleh karenanya aku mengambil sebuah core hasil penelitianku semalam lalu aku memberikannya untuk sherita. "Ini hasil penelitianku semalam sebuah core pengaktifan berulang, sebagai permintaan maaf aku memberikannya padamu, jadi maafkan aku", melihat itu emosinya langsung berubah ceria seperti biasanya, sambil berkata "Wah.. apa kakak yakin itukan core ciptaan kakak yang baru , aku boleh memilikinya?" aku bisa melihat matanya berbinar-binar, Jadi aku mengiyakannya - lagi pula aku memang berencana membuat itu untuk Sheerita agar dapat meningkatkan kinerja MIDS miliknya yang berfokus pada kecepatan aktivasi berulang"
Baiklah sedikit perkenalan MIDS atau yang disebut dengan Mecha Internal Detroit System merupakan sebuah perangkat pembantu yang dapat menyatu dengan tubuh sang pengguna, mereka dapat berfungsi seperti sebuah Artificial Intelligence atau AI yang dapat membantu kehidupan sehari-hari, bahkan dapat berguna juga sebagai alat perlindungan diri, bahkan dalam bidang militer juga. Perkembangan MIDS pada setiap orang tergantung dengan diri masing-masing sehingga karekteristik MIDS berbeda-beda untuk setiap orang, selain itu jiwa dalam MIDS juga berubah menurut talenta dan keahlian dalam jiwa setiap individu penggunanya, jadi singkatnya MIDS merupakan perangkat yang tumbuh bersama penggunanya seperti sebuah partner sejak kecil. yah sejarah MIDS sudah berlangsung selama lebih dari 600 tahun, setelah perang dunia ke-3 pada tahun 2370-an yang berakibat musnahnya hampir 80% populasi manusia dan kerusakan alam hampir di seluruh dunia akibat perang nuklir yang terjadi saat itu, ketika kondisi bumi sekarat entah seperti sudah di takdirkan, sekelompok manusia datang dengan sebuah pesawat raksasa dari luar angkasa datang membantu memulihkan kondisi bumi saat itu, dan dengan bantuan mereka serta teknologi yang mereka bawa bumi akhirnya dapat kembali pulih dan bahkan menjadi lebih baik dari sebelumnya setelah hampir setengah abad perbaikan -yah MIDS adalah salah satunya-. Setelahnya para manusia tersebut berhasil memulihkan bumi, mereka akhirnya dijadikan dewan penjagaan dan juga pengurusan atau Dewan Putih yang posisinya diatas para pemimpin negara, dan hingga sekarang keturunan mereka masih memimpin dan mengatur hal-hal yang ada di bumi hingga bumi berubah dari segala aspek seperti sekarang.
Sekian perkenalan mengenai MIDS, dan kembali lagi ke-Sherita yang matanya sedang berbinar-binar, melihat itu aku bertanya "Apakah cocok? kalau iya syukurlah", dan dengan jawaban anggukan yang meyakinkan iya menunjukkan MIDS miliknya yang sudah terpasang core ciptaanku, Setelah melihatnya senang aku pun menyuruhnya masuk karna aku ingin melanjutkan sarapanku. Kami pun masuk kedalam, aku kembali kedapur dan Sherita menunggu di ruang keluarga, tak mau membuatnya menunggu aku cepat cepat menyelesaikan sarapanku dan bergegas ke kamar untuk mengambil tas dan juga perlengkapan yang sudah kusiapkan dan pergi ke-ruang keluarga menemui Sherita. Sesudah sampai di ruang keluarga kulihat ia menatapku dengan wajah sedikit heran, lantas ia bertanya "Ada apa kakak, apakah ada sesuatu di universitas nanti?, barang bawaan kakak banyak sekali", lalu ku jawab "Yahh tidak usah dipikirkan hanya sebuah penyesuaian tentang beberapa sistem di universitas nanti, lagi pula setiap Dosen disana wajib mengikutinya", mendengar jawabanku ia balik berkata "ohh kedengarannya merepotkan, tapi apa kakak baik-baik saja dengan barang bawaan sebanyak itu, aku saja yang melihatnya merasa terganggu sekaligus kasian", -Apa!- pikirku tersentak di dalam hati apa memang sebegitu banyaknya barang bawaanku kali ini, hingga sherita merasa seperti itu, yahh tapi usaha apapun yang kulakukan aku tidak bisa keluar dari kondisi seperti ini.
"Yah.... kakakku yang menyedihkan aku kasian padamu, dan juga kakak pasti berpikir akan kondisi kakak yang baru disadarikan, terlihat jelas dari wajah kakak, untungnya aku datang kesini sini barang bawaan kakak biar aku yang membawanya, lagi pula aku ingin mencoba core baru yang kakak buat", mendengar ucapannya aku sedikit lega, tenyata sifatnya masih sama seperti dulu waktu kecil -senang membantu orang meskipun agak pemalu- yah aku senang karna bantuannya aku jadi terbantu "Baiklah terima kasih bantuannya kau memang adik yang baik", "Hmph jangan salah sangka dulu aku mau membantu kakak karena ingin mencoba corenya tidak lebih dari itu!" ucapnya agak malu-malu, " Iya-iya kau memang gadis yang baik, sudah ayo berangkat nanti terlambat ke universitas", "Hah.. terlambat tapi ini baru pukul 05:45, masih terlalu pagi untuk ke universitas" sanggahnya yang terlihat lucu bagiku membuatku seidkit tertawa, jadi aku membalas sanggahannya itu "Haha iya kau memang belum terlambat tapi aku sudah sangat ketinggalan waktuku yang biasanya, sudahlah ayo cepat", "Oooo iya baiklah" dengan jawaban yang agak tergesa Sherita mengikutiku ssambil mengatur MIDS miliknya untuk membantu membawa barangku, dan dengan itu kami keluar dari rumah untuk berangkat ke universitas setelah aku mengunci pintunya. Lalu perjalanan menuju universitas dimulai.