Aku berangkat dengan terburu-buru karena ternyata Riko sudah berada di sana sejak dari tadi, aduh kok bisa sih aku lupa kalau hari ini ada janji dengan Riko. Padahal aku benar-benar sudah menyiapkan nya namun gara-gara keasyikan membaca novel yang ternyata juga ada di online, membuat ku jadi lupa akan waktu.
Seolah baru saja beberapa menit aku baca, namun ternyata aku membaca sudah hampir sepuluhan bab langsung dengan durasi yang gak bisa aku rincikan untuk ku hitung.
Aku berkaca di cermin yang berada di depan sebuah Boutique, okay aku rasa aku sudah tidak berantakan.
Segera sesudah itu aku langsung menuju ke 'Steak Gledek' yang berada di seberang jalan.
Pada waktu aku masuk ke dalam tempat makan yang lagi viral itu, aku melihat sekeliling memang sangatlah ramai anak muda dengan teman nongkrong nya ataupun dengan pasangannya.
Pandanganku terhenti ketika melihat lelaki berparas imut, memakai crowneck berwarna ungu sedang duduk sambil mengaduk-aduk minumannya dengan ekspresi yang sangat bosan. Aku rasa.
Aku langsung mendekati nya dan memberanikan diri untuk langsung mengapa nya, entah alasan apa yang akan aku berikan kepadanya, setelah aku melihat jam di ponselku bahwa aku terlambat hampir tiga puluh menitan.
"Hai" Sapaku sambil duduk di kursi yang sudah tersedia berhadapan dengannya.
Riko terkesiap dan mengangkat kepalanya, memandangku dengan senyuman yang terlihat terpaksa darinya.
"Hai, aku kira lupa" Ujar Riko sambil kembali lagi mengaduk-aduk minumannya.
"Hmmm maaf ya kalau aku telat untuk datang barusan, aku.."
"Is okay, Adam. Mas mau pesan!" Riko memotong penjelasan ku dan langsung memanggil waiters untuk mengalihkan topik.
"Mas Steak Gledeknya dua porsi yah pakai saus keju yang satunya" Jelasnya kepada waiters yang sedang berdiri di sampingnya dan siap menulis pesanan darinya.
"Baik siap, ada tambahan?" Tanyanya sambil melihat ke arah Riko terus ke arahku.
"Nggak mas, sudah itu aja" Jawabku dengan agak lemas.
"Baik mohon di tunggu sebentar"
Waiters itupun meninggalkan kami berdua yang sedang terdiam tanpa kata.
Aku melihat nya sejak dari aku duduk hingga sekarang, namun dia tidak melihat ku sama sekali dan malah bermain dengan minumannya Frapeoreo nya yang sudah tercampur itu.
"Dengar, aku memang salah, karena aku benar-benar telat dalam janji yang sudah aku buat" Ujarku sembari meraih tangannya
"Dan ya mana mungkin aku akan menyalahkan novel yang aku baca secara online, jadi aku benar-benar minta maaf, Rik?"
Dia langsung melihat ke arahku dengan pandangan bingung
"Hah Novel?" Tanyanya terheran
"Iya, aku baru tahu kalau novel I Love My Brother ada di online juga, dengan rating pembaca paling laris jadi aku terlarut dalam bacaannya, aku minta maaf" Jelasku memelas padanya.
"Astaga hehe is okay, jadi membacanya sampai bab berapa?" Tanya Riko secara tiba-tiba ekspresi berubah menjadi antusias.
Hmmm kok aku jadi bingung yah, antara seneng atau apa, karena setelah aku bahas novel kok malah bisa dengan cepat ekspresi dia tiba-tiba berubah sih? Atau memang terlalu senangnya dia dengan novel itu.
"Hmmm aku membacanya melanjutkan dari yang gak ada di buku novel yang ada di aku, dan aku baca sampai di bab 52 kalau gak salah yang judul bab nya... "
"Ciuman dengan Bryant! Ahhh Part itu sungguh membuat ku tidak menyangka karena mereka berdua akhirnya berciuman ahhh so sweet banget kan" Potong Riko sambil membuat wajah imutnya yang membuat jantung ku langsung berdebar kembali dengan kencang.
"Ahh iya, hapal banget ya kamu dengan novelnya" Jawabku padanya yang masih dengan ekspresi bahagianya itu.
"Ahh ehehm, iya aku suka aja jadi aku bisa hapal" Jawab Riko yang langsung merubah ekspresi 180° berbeda dari sebelumnya.
Hmmm aku harus ekstra bisa memahami yang di maksud Riko, karena kalau tidak dia nanti malah jadi jutek lagi nanti sama aku.
"Silakan"
Pandangan kami teralihkan ketika waiters datang sembari menata pesanan kami di meja.
Wow, masih dengan sensasi panas.
"Terimakasih" Ujar Riko sesaat setelah waiters itu selesai menyiapkan orderan kami berdua.
"Yuk kita makan dulu, nanti kita lanjut lagi ceritanya hehe" Ujarnya sambil tersenyum lembut kepadaku.
Mereka berdua menikmati makan malam bersama setelah di awal pertemuan mereka yang kurang baik itu akhirnya berjalan dengan lancar. Karena Adam jujur dengan alasannya, membuat Riko memaklumi hal tersebut.
Namun disisi lain Riko hanya mengetes Adam saja dengan dia berpura-pura jutek dan kesal karena Adam terlambat, sebenarnya Riko tidak akan melakukan hal itu hehe.
"Duh kenyangnya, tapi beneran enak banget loh ini" Kata Riko sembari meminum Frapeoreo baru yang ia pesan tadi.
"Hehe habis ini kemana?" Tanyaku
"Hmm terserah kamu aja"
"Kerumah kamu bagaimana?"
"Uhukkk Uhukkk"
Aku langsung memberikan segelas air putih saat Riko tiba-tiba tersedak pada saat aku bertanya demikian.
"Hah, wait" Jawabnya sambil mencoba menelan minuman yang aku berikan. "Hah ke rumah ku?" Tanyanya dengan agak kaget.
"Iyaah kenapa memangnya?" Tanyaku balik padanya.
Dia diam sejenak, dan pada saat itu aku melihat ada noda di dekat bibir nya bekas saus keju dari Steak yang ia makan tadi. Aku memutuskan untuk mengelapnya dengan jempol tanganku, kemudian aku mengecapnya.
Dan dia malah terdiam dengan pandangan kosong ke arahku.
Detik itu juga Riko langsung terdiam pada saat Adam melakukan hal itu padanya, hal yang sangat romantis sekali yang di rasakan oleh Riko, mungkin Adam tidak menyadarinya namun jikalau dia benar-benar paham akan hal itu, bahwa jantung Riko sekarang berdebar dengan kencang di buatnya.
"Riko kamu gak papa?" Tanya Adam sembari menangkupkan telapak tangan kanannya ke pipi Riko.
Dan Riko yang dari tadi sudah di buat tersipu karenanya, malah di tambahi dengan yang di lakukan oleh Adam barusan membuat pipi Riko seketika itu langsung merona.
"Ahh aku gakpapa" Jawab Riko sambil melepaskan tangan Adam yang berada di pipinya.
"Hmmm setelah ini mungkin kita jalan-jalan aja di Danau Pelangi bagaimana?" Tambahnya.
"Ahhh okay siap, kita ke sana saja" Jawabku sembari bangkit dan mengulurkan tangan untuknya.
Dia melihat sebentar tanganku yang berada di hadapan nya itu, lalu meraih tanganku dan bangkit dari duduknya.
"Iya ayo berangkat" Jawabnya
Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk pergi ke Danau Pelangi yang berada tidak jauh dari Steak Gledek dengan jalan kaki.
Aduh aku kok bisa jantungan gini sih di buat oleh Adam, apalagi saat dia mengelap bekas makanan dari bibirku aduh rasanya seperti ini meninggal, apalagi di tambah dia tiba-tiba menangkupkan tanganya di pipiku astaga rasanya seperti benar-benar terbang ke awan yang sangat jauh, rasanya itu ringan banget.
Dan pastinya aku sangat bahagia akan hal itu...
Semoga saja kali ini akan menjadi momen yang gak bisa di lupakan lagi.
Batin Riko masih terngiang akan sentuhan Adam.
.
.
.