"Nata!" Dia mengejutkan. Menepuk bahu Nata yang berjalan ringan menyusuri lorong bangunan kampus. Langkahnya terhenti sesaat setelah seseorang datang menghadang. Siapa lagi kalau bukan Fania. Dia pasti datang untuk menagih apa yang dijanjikan oleh Nata kemarin.
"Kamu sudah memberikan itu pada Alby?" tanyanya. Sedikit berbisik, takut kalau ada yang mendengarnya. Dia tak ingin menimbulkan banyak kabar simpang siur nantinya. Cukup kabar burung tentang perasaannya pada Faishal saja, nyatanya itu itu semua tidak bertahan dengan lama. Waktu menelannya, tak bersisa. Fania hanya menghindar dari pemuda itu sebab tak ingin menimbulkan lebih banyak pertanyaan yang menyangkut namanya lagi. Hidup Fania sudah terlalu berisik.
Nata diam, meliriknya. Kata Alby kemarin malam, jika Fania bertanya dengan kalimat seperti itu, maka dia harus berbohong. Dia harus bilang bahwa Alby lah yang menerimanya sendiri, tanpa campur tangan dari orang lain.