"Lingga, ada yang mencari kamu." Kalimat itu yang membuat Lingga meninggalkan dapur, pergi ke luar sesuai dengan arahan yang diberikan oleh rekan kerjanya. Bukan Amanda, gadis itu sedang sibuk dengan pekerjaannya di luar bangunan.
Katanya, seseorang mencari Lingga. Selepas ditanya siapa? Si pemberi informasi tidak mau menjelaskan banyak. Hanya bilang, seorang pemuda. Wajahnya tampan, tubuhnya jangkung. Kulit putih bersih dengan tatapan mata yang tajam. Di penutup kalimat, dia bilang bahwa mungkin saja orang yang datang satu usia dengan Lingga. Temannya, begitu katanya. Namun, Lingga tak punya banyak teman di Jakarta. Hidupnya hanya bersama orang-orang itu saja.
Lingga berjalan keluar. Menatap ke arah depan. Jauh di sana, di atas sebuah sofa kecil seorang pemuda tampan, benar kata si pemberi informasi, sedang menyantap ayam tanpa nasi. Kebiasaan yang tidak pernah berubah. Rama tak suka ayam tepung pedas dengan nasi yang menemani. Katanya lebih enak kalau dimakan sendiri.