Hari kedua, latihan ujian.
Bel panjang berbunyi dengan nyaring. Menandakan semuanya bisa keluar dari ruangan selepas ini. Ujian yang kedua selesai. Berat dipukul di pundak satu persatu mulai hilang. Waktu mengangkat semua beban itu.
Alby berjalan dengan ringan, langkah kakinya pelan, tatapannya kosong tak ada tujuan. Wajahnya muram, sejak tadi pagi. Ada beban pikiran, tetapi bukan pasal sekolahannya. Ini tentang Shanza, pembicaraan mereka membelenggu kebahagiannya. Semalaman Alby tak bisa tidur dengan nyaman. Pikirannya pergi kemana-mana. Raganya memang berada di atas ranjang, tetapi pikirannya tak berada di dalam rumah.
Hanya ada Shanza, nasib buruk jatuh dalam hidupnya. Lengkap sudah penderitaan yang dimiliki oleh gadis itu.