Setelah setengah jam lebih mendengarkan omelan dan ceramah Bertha, Luna akhirnya dapat bebas. Dia akhirnya diizinkan keluar dari kamar itu dengan catatan agar lebih berhati-hati lagi di masa depan. Agar hal ini tidak lagi terjadi dan mengacaukan semuanya.
'Syukurlah. Walaupun beliau marah dan sampai teriak-teriak. Setidaknya aku nggak dipecat.'
Luna pun memutuskan untuk berjalan menuju kamarnya. Walau kemudian langkahnya terhenti lagi tak lama setelahnya. Begitu kedua matanya menangkap sosok Rafael dan Serra yang tampak bicara di taman samping rumah, yang terlihat dari luar jendela yang dia lalui.
'Wajah mereka terlihat serius. Pasti membicarakan soal ulahku semalam.' Luna bergumam di dalam hati sambil menggigit bibir bawahnya. Rasanya sedikit tak enak pada mereka. 'Aku harap hubungan mereka akan baik-baik saja. Sampai nanti ingatan Rafael kembali dan mereka bisa melanjutkan rencana pernikahan.'