Kembali ke masa sekarang.
"Kenapa lama sekali kamu ke toilet. Memangnya untuk apa kamu di sana? Menanam bom?"
Ucapan itu membuat Luna terdiam. Karena seketika hal itu mengingatkannya dengan masa lalu. Karena… bukankah hal itu cukup sering Rafael katakan ketika dia merasa bosan dan tidak tahan menunggu seseorang.
"B-Barusan Tuan Muda berkata apa?"
Luna bertanya lagi untuk memastikan kalau dia tak salah dengar. Entahlah, dia ingin memastikan saja. Mungkin saja ini ada hubungan dengan ingatannya, bukan?
Namun pria itu tampak malah mengernyitkan dahi saat kembali ditanyai hal itu.
"Apa memangnya yang aku katakan?"
"Yang barusan Tuan Muda katakan kalau saya menanam bom di toilet."
Ekspresi Rafael tampak sedikit berubah. Dia memalingkan wajahnya.
'Ada apa dengan reaksinya ini?'
"Lupakan. Saya hanya sedikit kesal dan sembarangan bicara. Tak usah dimasukkan ke dalam hati. Saya nggak berniat mengolok-olok privasi kamu kok."