Rafael masih dibuat speechless karena ucapan dari Luna. Di mana gadis itu dengan begitu menggebu-gebu soal perasaannya.
"Anda pun juga… seharusnya berhenti untuk memaksakan diri. Padahal sangat sulit menemukan satu hati yang bisa terhubung dengan Anda, bagaimana mungkin Anda malah membuang kesempatan begitu saja?" tanya Luna lagi tak lama kemudian. Hal yang membuat Rafael kembali meliriknya.
"Apa maksud kamu?"
"Anda kan juga merasakan hal yang sama." Luna tersenyum tipis sambil memainkan sedotan dari jus di depannya. "Anda juga… menyukai saya, kan?"
Rafael terdiam. Untuk sejenak, seakan seluruh oksigen di sekitarnya menipis. Semuanya larut begitu saja dengan suasana aneh yang terasa tiba-tiba. Rasa sedikit sesak karena kehadiran perempuan itu, yang juga memicu debaran jantung yang tak biasa di dadanya.