Dengan membawa doa dan harapan dari kedua orang tuanya, Luna akhirnya kembali melanjutkan niat yang telah dia pilih. Selang seminggu setelah kepergiannya waktu itu, hari ini dia sudah kembali menginjakkan kakinya di kediaman Abraham yang sangat mewah itu.
Luna menghela napas pelan. Sambil menyeret koper miliknya, dia melangkah memasuki gerbang yang dibukakan oleh penjaga pintu di rumah tersebut. Lantas menemukan beberapa pelayan yang tampak dengan suka cita menyambutnya.
"Akhirnya kamu kembali. Gimana pulang kampungnya? Kamu bawa oleh-oleh untuk kami, kan?"
Luna hanya menjawab semua itu dengan senyuman. Meminta maaf pada mereka karena dia tak sempat membeli apapun dengan berbagai alasan yang dapat dipercaya.