Kembali ke masa sekarang.
Setelah memastikan pintu lemari tertutup dengan rapat demi menyembunyikan sosok tinggi besar Rafael di dalamnya, Luna segera beranjak menuju pintu. Lagi-lagi dia tak langsung membukanya. Dia perlu menyiapkan diri dengan menghela napas panjang dulu, sebelum akhirnya meraih gagang pintu.
"Hei, kok lama sekali? Kamu menyembunyikan cowok di dalam sini?"
Tanpa diminta keempat pelayan itu melangkah masuk. Bahkan sebelum Luna sempat untuk melarangnya. Mereka langsung menempati sofa kamar.
"H-Hei, tunggu. Kalian nggak bisa masuk begitu saja," kata Luna setelah menutup pintu dengan rapat. Dia lantas segera menyusul mereka.
"Kenapa? Padahal kami sengaja ke sini karena mau mengajak kamu menghabiskan semua ini. Keluarga kaya itu kembali membuang-buang makanan, sehingga orang rendahan seperti kita memilih untuk memungutnya daripada berakhir di tempat sampah," sahut Keke sambil menata aneka makanan ke atas meja.
Luna jadi semakin gugup.