Terdengar helaan napas pasrah dari seorang lelaki yang kini hanya bisa terjatuh lemas di depan sosok adiknya yang sudah tak berdaya. Perlahan kedua matanya mengeluarkan cairan bening hingga menetes ke tangan Emily yang sudah dingin.
Jeffa menatap adik kesayangannya dengan pandangan yang memburam akibat air mata yang menghalangi pandangannya. Ia belum sempat benar-benar membahagiakan adik kesayangannya itu, Jeffa juga belum meminta maaf yang sungguh-sungguh atas kejadian tempo hari yang membuat hubungan keduanya merenggang.
"Lily.. jangan tinggalkan Kakak..." isak Jeffa dengan kedua matanya yang tak lepas menatap Emily. Hatinya benar-benar sakit melihat adik kesayangannya yang sudah tak berdaya seperti ini. Tak ada lagi adiknya yang selalu menemani hari-harinya, walau kebanyakan dari mereka selalu bertengkar.
Cklek!
