Sepasang kaki berlari semakin cepat saat sudah memasuki gang menuju rumahnya, mengabaikan keringat yang membanjiri area wajahnya. Yang terpenting saat ini adalah laki-laki itu dapat melihat keadaan sang ayah baik-baik saja. Itu sudah lebih dari cukup.
Tanpa berbasa-basi lagi saat telah sampai di halaman rumahnya, Sean langsung membuka pintunya begitu saja, membuat pria di dalam rumah itu terlonjak kaget mendengar suara pintu yang dibuka secara tiba-tiba.
"AYAH!" teriak Sean seraya berlari semakin dalam ke rumahnya, hingga langkahnya terhenti di ambang dapur. Di sana ia melihat sang ayah yang sedang memasak, tampak terkejut menatap ke arahnya.
"Astaga, ada apa, Sean? Kenapa kamu berteriak?" tanya Lesmana seraya mematikan kompor lalu menghampiri putranya itu yang tampak gelisah, belum lagi keringat yang membasahi wajahnya.
