Sebenarnya hari ini Sean sangat takut untuk masuk kerja, takut ada pembeli kemarin yang sempat dilemparkan pecel lele oleh Bayu dan Sean juga takut jika Bu Fatin masih marah kepadanya. Karena dilihat dari raut wajahnya pun, wanita itu tampak sangat marah dan Sean tidak tahu kapan majikannya itu bisa memaafkannya.
Lelaki itu memasuki angkutan umum yang membawanya ke pusat kota, jemarinya saling memilin satu sama lain. Saat ini dirinya benar-benar gugup, belum ada yang bisa menghilangkan rasa gugupnya karena memang perasaan gugupnya itu sudah melebihi batas.
Oh, ayolah! Kemarin posisinya sangat tidak salah, Sean yakin kalau majikannya itu lebih memilih dirinya dan membelanya dibanding dengan Bayu walau kenyataannya laki-laki itu lebih lama bekerja di sana.
Beberapa menit kemudian angkutan umum itu telah berhenti di tempat tujuan terakhir, Sean turun lalu membayarnya. Setelah itu Sean segera berjalan menuju warung Bu Fatin yang tampaknya belum buka.