Sean berlari secepat mungkin, tak memedulikan keringat yang mengalir di pelipisnya yang terpenting saat ini adalah dirinya cepat sampai di kediaman Bu Darmi. Bisa-bisanya ia bangun siang, untuk pertama kalinya ia bangun sesiang ini.
Padahal biasanya Sean tak pernah bangun sampai siang seperti ini, paling siang Sean akan terbangun pada pukul 7 tetapi sekarang Sean terbangun di pukul delapan lewat dua puluh menit, mengingat hari ini adalah hari libur membuat Sean jadi semakin takut jika nanti bertemu dengan Pak Fizi.
Laki-laki itu menghentikan langkahnya saat dirinya sebentar lagi akan sampai di rumah Bu Darmi, Sean melihat Pak Fizi yang tengah mencuci mobil, ia langsung bersembunyi di dinding dekat gerbang rumah itu yang terbuka.
Ia mencoba mengatur napasnya yang tersengal, Sean menarik napasnya dalam lalu menghembuskannya perlahan kemudian mengintip dari tempat persembunyiannya, ia merutuki dirinya sendiri saat melihat bahwa Pak Fizi masih ada di sana.