Sean memasuki rumah mewah itu setelah sang asisten rumah tangga itu membukakan pintu, begitu melewati ruang makan terdapat majikannya yang tengah berkumpul dengan memakan sarapan pagi ini. Sean tersenyum tipis sembari menundukkan kepalanya sekilas, kemudian Sean berjalan dengan cepat menuju halaman belakang.
"Sean," panggil Bi Arim membuat Sean menghentikan langkahnya dan menoleh pada wanita paruh baya itu dengan tatapan penuh tanya.
"Kenapa, Bi?"
"Bibi dengar-dengar kamu tidak membantu Neng Geladis lagi, ya?"
Mendengar itu Sean langsung mengangguk, karena memang benar kan kalau dirinya sudah tak membantu lagi gadis itu. Gadis itu sendiri yang dari awal telah mengatakan tidak membutuhkan bantuannya, jadi ya Sean pikir untuk apa lagi dirinya memiliki niat baik itu.
"Kenapa?"
Sean tersenyum tipis. "Tidak apa-apa, Bi."
"Yakin?"
"Geladis ingin melakukannya sendiri, Bi. Tanpa bantuan saya, jadi untuk apa juga saya harus membantu dia kalau dia sendiri tidak ingin dibantu, Bi?"