Sean menatap rumah di belakangnya dengan sendu, perasaan bersalahnya terhadap Geladis belum sirna. Gadis itu benar-benar enggan untuk memaafkannya—sebenarnya ia mewajarinya karena kesalahan yang ia lakukan pada gadis itu memang sangat besar.
Ia terus melangkah menjauhi rumah itu, hari sudah siang dan kini waktunya ia pulang lantaran telah waktunya ia pulang. Sebenarnya Sean masih ingin di rumah ini, alasannya tentu saja karena Geladis. Sean tak akan bisa tenang jika belum mendapatkan maaf dari gadis itu.
Laki-laki itu terus melangkah menyusuri jalanan menuju rumahnya dengan pikiran yang terus melayang pada gadis itu. Sungguh, dirinya cemas dan merasa bersalah di waktu yang bersamaan. Yang ia takutkan adalah Geladis memberitahukan kepada kedua orangtuanya yang terjadi sebenarnya, dan ia takut kalau gadis itu menyebutkan dirinya yang menjadi penyebab dirinya mengurung diri di kamar seharian.
