Perasaan Sean saat ini merasa gelisah, tak tahu apa yang membuatnya merasa gelisah seperti ini. Tapi, saat melihat Geladis menangis tadi benar-benar membuatnya merasa bersalah. Untuk kesekian kalinya ia menyakiti hati seorang perempuan.
Sean gagal menjadi seorang laki-laki yang diinginkan oleh ibunya, laki-laki yang tidak pernah menyakiti hati perempuan. Tetapi, kini dirinya tak bisa menuruti permintaan sang ibu untuk tidak menyakiti hati perempuan, ini benar-benar di luar dugaannya. Sean kira Geladis tak akan sampai menangis seperti tadi.
Bagaimana pun caranya ia harus meminta maaf pada gadis itu besok!
"Sean!"
Tok! Tok! Tok!
"Iya, Yah?" sahut laki-laki itu saat mendengar panggilan dari sang ayah. Kemudian bangkit dari duduknya, membuka pintu kamarnya.
"Ayo, katanya kamu sore ini akan ikut mencari ikan, kan?"
Sean mengangguk. "Iya, Yah."
