Emily terbangun di pagi hari sekitar pukul setengah enam, kedua matanya mengedar ke seluruh ruangan kamarnya. Emily kira ketika bangun dari tidurnya ia akan mendapati Sean lagi yang masih tertidur lelap, tapi ternyata di sini hanya ada dirinya seorang.
Mungkin kemarin dirinya memang sangat benci dengan Sean, tetapi tetap saja rasa benci pada laki-laki itu tidak membuat Emily menghilangkan perasaannya pada Sean. Emily masih berharap dengan keberadaan Sean yang berada di sampingnya, terlebih lagi pada saat kemarin laki-laki itu sedang berada di dalam kondisi yang tidak baik-baik saja, namun entah kenapa.
Matanya beralih menatap jendela di sampingnya. Padahal baru kemarin bertemu dengan Sean, tetapi ia sudah sangat merindukannya. Seakan teringat sesuatu, Emily beranjak dari duduknya lalu meraih kotak yang disimpan di bawah kasurnya.