Sean mengedikkan kedua bahunya acuh begitu Geladis lewat di depannya begitu saja, ia sama sekali tidak peduli gadis itu acuh padanya malah itu sangat beruntung padanya. Sean kembali melanjutkan kegiatannya yang sedang mengelap kaca yang menampilkan ruang keluarga.
Di sisi lain Geladis yang baru saja melewati Sean mati-matian menahan niatnya untuk tidak mendekati laki-laki itu lagi, Geladis dengan cepat berjalan memasuki rumahnya yang kakinya terasa berat lantaran seperti ada tarikan tersendiri agar kakinya kembali melangkah mendekati Sean.
"Ih, Kak Sean!" Geladis memejamkan matanya erat-erat saat pikirannya terus tertuju pada laki-laki bernama Sean itu. Tak ingin ada satu orang pun yang mengetahuinya, Geladis dengan cepat berlari menuju kamarnya.