"Bagaimana kabarmu, Nak?"
Valerie bertanya ketika keduanya telah melepaskan pelukannya dan duduk di sembari menyandar pada tembok. Waktu dirinya berada di sini tersisa lima menit lagi, dan ia harus menggunakan waktu sebentar itu dengan sebaik mungkin.
Emily yang tengah tertidur dengan menggunakan paha Valerie sebagai bantalannya itu lantas menatap ke atas. "Baik," jawabnya singkat. Emily tersenyum tipis saat tangan Valerie terangkat untuk mengelus lembut rambutnya. Sedari tadi Emily berusaha untuk menutupi rasa sedihnya, perempuan itu terus tersenyum menatap ibunya.
Walaupun Emily berusaha untuk terlihat baik-baik saja, Valerie yang berperan sebagai ibunya itu tak bisa dibohongi oleh anaknya sendiri. Memang Emily sedari tadi menampilkan senyumannya, namun kedua mata perempuan itu sangat terlihat mengisyaratkan bahwa dirinya memang tidak baik-baik saja. Bahkan dilihat dari penampilan anak gadisnya itu, Valerie bisa melihatnya.
