Baru saja pagi tadi Sean sudah bersorak senang karena Geladis sudah mulai bersikap acuh padanya. Kini kelakuan gadis itu membuatnya kembali geleng-geleng kepala heran, buktinya siang ini dirinya yang sedang mendekor halaman belakang, Geladis datang dan membawakannya makan siang lengkap dengan minumnya.
Katanya itu adalah makanan buatannya, Sean hanya diam tak menanggapi apapun. Bukan hanya itu, Sean kira Geladis akan meninggalkannya setelah menaruh makan siang untuknya itu. Tetapi, Geladis ikut membantunya mendekor padahal Sean sama sekali tidak membutuhkan bantuan gadis itu. Bahkan sepertinya lebih baik mendekor sendiri saja.
"Geladis, lebih baik kamu pergi saja. Lagi pula aku tidak perlu bantuan siapapun, termasuk kamu," kata Sean tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun, ia masih fokus menjalankan kegiatannya.
"Kak... kenapa ucapan Kakak pedas sekali sih, Kak? Kayak cabai," sahut Geladis dengan polosnya.
