Geladis memasuki rumahnya dengan wajah yang kesal bukan main, gadis itu langsung menghempaskan tubuhnya di sofa empuk yang berada di ruang keluarga. Kepalanya menoleh ke halaman belakang, tepat di sana ia melihat Sean yang kembali melakukan aktivitasnya.
Terdengar helaan napas kasar dari Geladis lalu mengalihkan pandangannya ke ponsel yang sedari tadi di genggamnya. Geladis berpikir kapan ia bisa benar-benar dekat dengan Sean? Geladis sendiri pun tidak tahu ini perasaan apa, yang ia inginkan adalah dirinya bisa berdekatan dengan Sean.
"Ekhem,"
Sontak Geladis mendongak menatap ke arah seseorang yang berdeham, raut wajahnya langsung berubah menjadi ramah tidak seperti tadi yang sedang menahan kesalnya. Geladis tersenyum menatap sang kakak yang ia tebak baru pulang dari kampusnya.
"Kenapa kamu?" tanya Zyan seraya mendaratkan bokongnya di samping Geladis.
"Ha? Aku? Memangnya aku kenapa, Kak?"