Chereads / MELANCHOLIC MEI / Chapter 2 - Rose

Chapter 2 - Rose

Mei ditugaskan oleh Mr.Alphonse untuk menemui seorang delegasi dari organisasi politik amerika serikat yang K.M Internasional sendiri sudah support dari sejak lama.

Tempat pertemuannya adalah sebuah restaurant italia yang sangat terkenal di jakarta.

mei tentu dengan dresscode rapi dan formal mengenakan kemeja dan blazer dan celana kain pajang datang dan menunggu dalam restoran lima belas menit sebelum waktu janji.

"Apakah ini Miss Mei dari K.M internasional" ucap seorang bule perempuan dengan logat yang masih terasa kental bahasa inggrisnya

Mei memandang kearah wanita itu dia adalah Wanita yang menari bersama Edward kemarin.

Perempuan berambut merah auburn dengan freckles di dekat hidungnya.

"Perkenalkan nama saya Rose" ucapnya dengan logat kental inggrisnya.

"Mei" jawab mei memperkenalka dirinya.

"udah pesan?" tanya rose kepada mei.

"sudah" ucap mei.

"kalau gitu saya pesan dulu ya" ucap rose lalu membuka daftar menu.

dia membunyikan bell di meja "ting" lalu pelayan datang.

"saya pesen napolitan spaghetti dan untuk minumnya Royal Milk Tea" pesan rose.

"Siap ditunggu sebentar ya" ucap pelayan itu lalu pergi.

"Jadi hari ini kita mau membahas apa?" tanya rose.

"jadi dari perusahaan kami kita akan membantu dana untuk partai demokrasi amerika sebesar 1 million US dollar kira-kira empat belas miliar rupiah kalau disini asal nama perusahaan kami ada di setiap kampanye atau campaign kalian" ucap mei menjelaskan.

"well it's trivial thing we know you know that we will always agree with that, lets forget it let the higher ups handle that thing" ucap Rose dengan nada soknya dan gerakan tangan yang meremehkan.

memang ini adalah hal yang sudah pasti dan tidak perlu dibahas karena memang kedua pihak sudah pasti sama-sama setuju tapi bertindak secara tidak formal seperti itu di pertemuan formal itu adalah sesuatu yang tidak sopan.

Pesenan mereka datang Spaghetti Napolitan bagi Rose dan Lasagna pesanan mei.

"Lets just enjoy the food and wrap all of this useless meeting" ucap rose

mei semakin kesal dengan ucapan rose tetapi dia harus bersikap seprofesional mungkin karena dia tau sebagaimana pun Rose adalah representasi dari partai demokrasi amerika serikat dan partner dari K.M internasional.

mereka makan bersama tanpa berbicara apapun setelah makanan mereka habis mei ingin langsung pergi karena masih banyak hal penting yang bisa dia lakukan.

"Wait, mau kemana" ucap Rose.

"Pertemuan ini sudah selesai saya mau kembali ke office" ucap mei.

"Temani saya disini sebentar saya tidak menunggu disini sendirian" ucap rose.

"Hah" ucap Mei yang berdiri919 words

"Teman saya sebentar lagi akan datang please temani saya sebentar saja" ucap rose memohon.

seorang pria masuk kedalam restauran.

"selamat datang" ucap para karyawan.

Mei dan Rose memandang ke pria yang baru datang itu.

"Edward here" ucap rose

Mei sangat kaget melihat edward yang datang kesini.

Edward memandang kearah Mei dengan terkejut.

"Cmon come here" ucap rose sekali lagi.

dia mendatangi rose tetapi matanya tetap memandang kearah mei dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun ke mei seakan otaknya sedang membeku.

"Miss Mei ini Edward, Edward ini Miss Mei dari K.M internasional" ucap Rose.

"its over right" ucap mei dengan kesal ke rose lalu dia langsung pergi.

minggu depannya dia tidak dipanggil ke ruangan Mr.alphonse.

disana ada Gaby teman kantor mei yang bertugas menyampaikan dokumen-dokumen dari karyawan kantor ke mei dan sebaliknya.

"Dokumen mu salah" ucap Mr.alphonse dengan bahasa indonesia yang sangat fasih.

"Maaf pak" ucap mei.

"ada apa tidak biasa kamu salah seperti ini" tanya Mr.alphonse

"Saya kurang fokus aja pak" ucap mei sambil menundukan kepala.

"yaudah jangan diulangi lagi kalau kamu perlu libur ambilah cuti mu saya tidak mau karyawan teladan saya sampai stress atau sakit" ucap Mr.alphonse dengan tersenyum ke mei.

"terimakasih pak" ucap mei.

setelah keluar dari ruangan mister alphonse "prakk..prakk" mei menapuk pipinya sendir.

"Apasih yang gue pikirin" ucap mei.

Fokusfokusfokus ucap mei dalam hatinya.

"Klik...klikk.klik...klik" suara mouse komputer.

mei yang berada di ruangannya fokus dalam membenarkan laporannya.

"toktoktok" seseorang mengetuk pintu ruangan mei.

"masuk" ucap mei.

Seorang pria berbadan kecil masuk sambil membawa sebuah kertas.

"fajar, apa ini?" tanya mei.

"persetujuan dan kontrak tertulis dari kita untuk Democratic party of united states" ucap fajar.

"Bukannya Mr.Alphonse yang tanda tangan?" tanya mei.

"Enggak katanya lebih enak kalau orang yang sudah ketemu sama delegasi mereka yang tanda tangan" ucap Fajar.

"Kenapa harus gue sih" ucap mei sambil mengepalkan tangannya.

"bukannya lebih enak mei lebih sedikit paperwork sama jam kerja" ucap fajar.

"bukan begitu masalahnya" ucap mei sambil menjambak rambutnya sendiri.

pada akhirnya dia menandatangi surat itu.

Mr.alphonse sendiri sebenarnya menempatkan mei dalam tugas ini karena tugas ini lebih ringan daripada kerja biasanya di depan komputer tetapi Mr.alphonse tidak menyadari kalau sangat tidak menyukai tugas ini karena dia akan banyak bertemu dengan Rose dan Edward sebagai Representasi K.M internasional di setiap Kampanye dan rapat mereka.

beberapa hari kemudian mei disuruh untuk mengikuti sebuah rapat dari para sponsor dan investor bersama dengan Democratic party of United states.

Semua orang duduk dengan aura serius mereka semua menganggap ini adalah hal yang sangat penting.

yang awalnya dia mengira ini hanya sebuah rapat formalitas tetapi dia salah sebuah pressure terasa di rapat ini.

orang dari berbagai ras dan etnis berada disini meski indonesia hanyalah negara kecil tetapi hubungan antar negara kita adalah sesuatu yang sangat penting.

banyaknya perusahaan multinational yang ada di indonesia dan politik amerika adalah satu hal yang tidak bisa dipisahkan.

Edward dan Rose datang setelah itu mereka memulai rapat.

rose dan Edward memberitahu mereka segala keuntungan dari mensupport mereka dan apa yang akan sponsor dapat jika partai mereka dia amerika menang.

selesai rapat Mei langsung pergi meninggalkan ruangan.

edward berlari kearah mei.

"mei tunggu" ucap edward.

Mei berhenti hatinya berdebar.

dia menoleh kebelakang dan memandang edward dalam-dalam.

edward dia membeku melihat mei.

mei berbalik dan lanjut berjalan.

edward langsung berjalan dan menarik tangan mei.

"listen" ucap edward.

"leave me alone" ucap mei pelan dengan nada sedih.

"aku pengen berbicara sama kamu" ucap edward dengan kalem.

mei membalikan badannya di depannya ada edward dengan tubuh besar dan fit sedangkan badan mei yang ramping terasa sangat rapuh.

saat mei memandang wajahnya dengan dekat wajahnya adalah wajah yang sama wajah pria yang dulu dia cintai.

matanya berkaca-kaca dia menahan sebuah rasa nostlagia membuat dirinya terharu.

dengan lembut menarik tangannya.

edward sadar dia mencekram tangan mei dengan keras, dia lalu melepas cenkramannya.

"maaf" ucap edward pelan.

"a-apa yang ingin kamu bicarakan" tanya mei.

"aku hanya ingin mengajakmu bicara, kita bisa duduk bersama" ucap edward.

lalu datanglah rose dia langsung menaruh tangannya dia bahu edward.

"Hey" ucapnya ke edward.

"rose" ucap edward sambil memandang kearah rose.

Mei langsung kesal melihat itu dia ingin secepatnya pergi dari tempat itu.

"oke maaf saya punya urusan yang lebih penting jadi saya mau undur diri dulu" ucapnya secara sopan tetapi rasa kesalnya tersirat dari setiap ucapannya.

dia langsung pergi darisana.

pulang dari apartementnya dia langsung menjatuhkan dirinya ke kasur kamarnya.

rasa frustasinya sekali lagi terkumpul di dalam dadanya.

"aku benci pekerjaan ini" ucapnya sendirian di kamar.

dia berdiri lalu membuka bajunya.

shower hangat benar-benar membuat dirinya menjadi lebih tenang.

mei menutup matanya dan melupakan semua yang terjadi.

besoknya dia mengambil cuti kerja.

mei ingin membebaskan dirinya untuk hari ini.

dia pergi ke mall terbesar dijakarta dan shopping sesuka hatinya untuk keuangan dia sendiri sudah menabung cukup banyak dari gaji dan bonusnya.

"Hey" sapa seseorang perempuan.

mei yang lagi shopping pakaian langsung menghadap kearah suara itu.

seorang wanita bule berambut merah panjang datang menyapanya.

wanita itu tidak salah lagi adalah Rose.

"Mei what a coincidence" ucap rose.

"Rose" balas mei lalu dia menoleh ke kanan dan ke kiri.

"looking for edward?" tanya rose

"No!" jawab mei dengan nada tinggi.

"why you in here?" tanya mei.

"im just accompanying edward for shopping well seemingly you don't want to meet with edward so i think theres no reason to talk furthermore" ucap rose dengan tatapan tajam.

mei tidak suka itu dia merasa rose sedang menghinanya.

edward datang.

"mei" ucap edward.

saat itu juga mei langsung pergi.