"Udah sih ngapain nangis sakit juga enggak."
"Perih anjir, darahnya ngucur begitu dibilang nggak sakit. Itu bukan cuma luka gores biasa, tapi terbelah tu tangan."
"Ya santai aja kali, luka doang, masih hidup juga."
"KI, INI ITU TANGAN LO YA, KOK NYANTAI BANGET SIH? KALO TADI GUE TELAT DATANG GIMANA?"
"Nah, lagian tangan gue yang luka, kenapa elo yang nangis bego? Astaghfirullah, temanku ternyata cuma dikasih kepintaran ngitung doang, sisanya loss."
"Ki, ya ampun ngapain sih coba main-main deket drum, parah banget lo. Mana orang-orang ngiranya lo berantem sama Nad sampai berdarah-darah gini."
"Dih, berantem apaan? Orang gue besti forever kok, sok tau deh murid-murid dajjal."
"Iya gue tau kok lo nggak mungkin berantem sama, Nad. Kasian juga dia dipanggil ke ruang BK karena dituduh penganiyaan."
"Tolong Al, nanti lo jelasin kejadiannya, gue nggak tega liat Nad dipanggil ke BK cuma gara-gara kita bercanda terus tangan gue nggak sengaja kegores," pinta Kirei.
"Ki, lo doyan banget ya bikin orang salah paham."
"Ya, sorry bebsty, gue kan juga nggak tau kalo tadi ada anak-anak yang liat pas gue sama Nad lagi asik akting. Kepo banget emang jadi orang, terus nggak tau fakta apa-apa main komentar sama nyebar hoax aja ke satu sekolah."