"Kalau begitu baby ini keluar aja, sepertinya baby ini selalu merepotkan mama!" Dani menatap perutku dengan tatapan benci.
Suara Dani juga seolah benci pada baby yang ada di dalam kandunganku.
"Dani, kenapa kamu bicara seperti itu!" Seseorang baru aja masuk dan menghampiri kami.
Dani langsung menundukkan kepalanya dan merasa bersalah setelah mengucapkan itu.
"Sayang, udah enggak apa-apa kok. Mungkin Dani hanya bercanda," ucap aku sambil menatap seseorang yang baru aja datang.
Seseorang yang baru aja datang adalah Yunki, suamiku. Ia langsung menghampiri Dani dan berjongkok di depan Dani. Dani langsung mengalihkan pandangannya dan seperti takut padanya.
"Dani!" Yunki menyentuh ke dua pundak anaknya dan menatap anaknya dengan serius, lalu ia mengatakan. "Papa enggak tau kenapa Dani mengatakan itu pada baby yang ada di dalam perut mama, tapi ke depannya enggak boleh berbicara seperti itu lagi," ucap Yunki dengan suara lembut saat menegur anaknya.