"Sayang, kalau aku kerja di rumah aja boleh enggak?"
Aku menatap Yunki dengan dalam, aku tau besok pagi pasti Yunki enggak akan mengizinkan aku kerja kalau kondisi aku masih seperti ini.
"Kalau kamu di rumah tandanya lagi sakit dan enggak usah memaksakan untuk kerja," ucap Yunki dengan mata berkaca-kaca, ia sangat mengkhawatirkan diriku.
Aku menyentuh pipinya dan berkata. "Aku tau kalau suamiku mengkhawatirkan diriku, tapi pekerjaan aku pasti banyak, dan aku juga..."
"Besok aku akan ke kantor menemui Jaya, aku juga akan mengerjakan semua pekerjaan kamu selama kemarin-kemarin kamu enggak kerja," kata Yunki.
"Tapi sayang..."
"Kenapa kalau ngomong sama aku selalu ada tapi dan tapi? Aku ini suamimu atau..."
Aku menaruh telunjuk kanan aku di mulutnya, aku memberhentikan ucapannya dan berkata. "Siap suamiku sayang, kamu itu suami sekaligus papa dari ke empat anak-anak aku," ucap aku sambil tersenyum.
"Anak mama sekarang ada lima bukan empat," protes Doni sambil menghampiriku.