"Sayang, kamu mikirin apa sih sampai-sampai alis kamu naik gini," ucap aku sambil menyentuh ke dua alis Yunki.
"Mikirin istriku yang benar-benar akan mengurus perusahaan keluarganya," kata Yunki.
"Hehehe jangan mikirin aku terus sayang, kamu juga harus memikirkan perusahaan kamu," balas aku yang berhenti menyentuh alis Yunki.
"Iya sayang!"
Aku langsung bangun dari duduk dan membereskan bekas makan siang tadi. Yunki masih aja memikirkan sesuatu, entah apa yang ia pikirkan.
Yunki memijat pelan pelipisnya lalu berkata. "Semoga kalau istriku benar-benar mengelola perusahaan keluarganya ia tidak akan melupakan tugasnya menjadi seorang istri," batin Yunki sambil menatap sang istri yang sedang membereskan bekas makan siang tadi.
Sepuluh menit kemudian.
"Sayang, kamu benar-benar enggak kembali ke kantor?" tanya aku sambil menatap suamiku dan kembali duduk di sampingnya.
"Aku mau telepon Lia dulu," jawab Yunki lalu mengambil ponselnya dari saku jasnya.
