"Tadi anak-anak lagi ngapain saat kamu pergi ke kantor aku?" tanya Yunki lalu duduk di sampingku.
"Lagi bernafas," jawab aku yang asal-asalan.
Yunki menatapku dengan serius dan berkata. "Apa setelah wisuda nanti, kamu mau jadi pelawak?" tanya Yunki.
"Iya pelawak dalam rumah tangga kita," jawab aku sambil bersikap manja padanya.
"Sepertinya ada maunya nih," celetuk Yunki.
"Enggak!"
"Setelah dari dokter, kita mau makan siang bersama enggak?" Lagi-lagi Yunki memberikan pertanyaan konyol.
Lagi pula sejak kapan saat aku dan dirinya bertemu dan tidak pernah makan bersama atau makan siang bersama? Padahal kalau aku tolak itu, dirinya pasti akan cemberut dan menggerutu.
"Tentu mau suamiku sayang," jawab aku dengan tersenyum.
Sepuluh menit kemudian.
Aku dan Yunki selesai bersantai lalu kami bangun dai duduknya masing-masing dan melangkah keluar ruangan. Lalu saat aku dan Yunki udah di luar ruangan dan Yunki sedang mengunci ruangannya, ada seorang wanita datang menghampiri kami.