"Bisa-bisanya aku terpengaruh ucapan jalang itu," kata aku dengan menggeleng-gelengkan kepalaku.
Aku mencoba mengatur nafas agar tidak semakin emosi dan tidak ingin juga diriku di kendalikan oleh emosiku sendiri. Aku kembali menyimpan ponsel Yunki ke dalam tas dan menyimpan tas itu di kursi belakang.
"Lama banget sih belinya!" gerutu aku lalu melirik ke arah toko.
Tidak lama kemudian.
Yunki keluar dari toko itu dan aku terus-menerus menatapnya dari dalam mobil.
"Kenapa dia tampan sekali," ucapku yang masih menatap Yunki dan terpesona oleh fisik sang suami yang benar-benar perfect.
Yunki berjalan menghampiri mobil dengan jalannya yang tegak dan wajahnya yang datar. Saat Yunki berjalan sendirian, banyak sekali wanita yang menatapnya dan tersenyum padanya, namun Yunki enggak memberikan respon apapun pada para wanita itu. Yunki masih memasang wajah datarnya di sepanjang jalan.
"Aduh, kenapa juga suamiku datar gitu wajahnya," kata aku yang sedikit tertawa melihatnya.